JAKARTA – BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID mengklaim telah menyelesaikan berbagai proyek hilirisasi mineral Indonesia. Perusahaan berharap pelaku usaha sektor industri manufaktur dapat menyerap produk bahan baku mineral dari Indonesia guna menciptakan nilai tambah ekonomi yang lebih optimal.
Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan bahwa pemerintah saat ini konsisten mendorong hilirisasi dan berlanjut ke tahap industrialisasi.
Erick mencontohkan, seperti halnya sinergi Emas antara ANTAM dan Freeport Indonesia dalam jual beli emas, yang mana Kementerian BUMN tengah mendorong kelanjutan kerja sama ini dengan pembentukan Bullion Bank di Indonesia.
Selain itu, Kementerian BUMN juga menjadi stakeholder yang proaktif dalam mendorong Grup MIND ID menjalankan hilirisasi nikel dan dapat berlanjut ke tahap pembentukan ekosistem EV Battery di Indonesia.
“Memang kita menyadari bahwa opsi terbaik untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% adalah dengan hilirisasi dan industrialisasi. Tentu kami terus mendorong agar hilirisasi dan industrialisasi terus menjadi blueprint dalam langkah strategis kami ke depan,” kata dia akhir pekan lalu di Jakarta.
Erick pun mengapresiasi Grup MIND ID yang telah mampu menjalankan tugas hilirisasi dan tetap mampu membukukan kinerja perusahaan yang sangat baik.
“Kontribusi MIND ID ini melalui pajak, PNBP, dan dividen terus bertumbuh. Ini adalah equilibrium yang kita aplikasikan bersama, di mana korporasi sehat dan tugas dari negara tetap bisa dijalankan,” katanya.
Hendi Prio Santoso, Direktur Utama MIND ID menjelaskan MIND ID bersama anggota, mulai dari PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk, terus konsisten menjalankan fungsinya sebagai pengelola cadangan mineral sekaligus penggerak hilirisasi mineral pertambangan di Indonesia.
Berbagai proyek yang telah dijalankan mulai dari hilirisasi timah, bauksit, nikel, tembaga, hingga batu bara. Melalui PT TIMAH, Indonesia sudah mampu memproduksi tin chemical dan tin solder, yang sangat berguna bagi industri elektronik.
Melalui SGAR Mempawah, Indonesia juga sudah mampu memproduksi aluminium dari bauksit yang berasal dari komoditas mineral dalam negeri. Selanjutnya, melalui ANTAM dan Vale Indonesia, konsisten menjalankan hilirisasi nikel di Pomala, Halmahera, dan Sorowako dengan smelter HPAL dan RKEF.
Melalui Freeport Indonesia, Indonesia juga telah mampu memproduksi konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga, dan ke depan akan mampu memproduksi logam mulia dengan didirikannya Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik.
“Dengan proyek-proyek strategis ini, Grup MIND ID konsisten untuk meningkatkan nilai tambah mineral menjadi bahan baku yang nilai tambahnya lebih baik dari produk bahan mineral mentah,” katanya.
Lebih lanjut, Hendi menyampaikan Grup MIND ID berharap bahan baku yang diproduksi ini mampu diserap lebih optimal oleh industri manufaktur.
Dengan demikian, multiplier effect yang dihasilkan dari pengolahan mineral dan batu bara dapat lebih kuat, sehingga mampu memberikan dorongan kinerja ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang lebih baik.
“Kami menyatakan komitmen agar bisa memasok bahan baku mineral dari bumi Indonesia. Kami mengharapkan kolaborasi strategis pertambangan dan manufaktur, tentunya agar kita bisa mencapai Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. (RI)
Komentar Terbaru