JAKARTA – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 yang dibangun oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) hingga kini belum juga beroperasi. Padahal pembangkit listrik tersebut sudah rampung dan tinggal menunggu penyaluran listrik saja.
Faktor utama belum beroperasinya PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 adalah ketiadaan infraatruktur untuk menyalurkan listrik dari pembangkit untuk masuk ke sistem jaringan listrik PLN.
Direktur Utama PTBA Ismail Arsal mengungkapkan, proyek berkapasitas 2X260 Megawatt (MW) ini sudah mencapai 96%. Adapun, sisa 4% meliputi penyambungan infrastruktur untuk menyerap listrik.
“Ini kita bekerjasama dengan investor asing. Mereka sudah selesaikan kewajibannya tapi PLN belum bisa menyerap (listrik) PLTU Sumsel 8 yang relatif hampir sudah selesai,” kata Ismail disela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (25/5).
PTBA tidak sendiri dalam pembangunan PLTU melainkan bersama China Huadian Hongkong Company Ltd. PLTU Sumsel 8 diharapkan dapat beroperasi secara komersil pada tahun ini.
Sementara itu, Hendi Prio Santoso Direktur Utama PT Inalum, mengungkapkan proyek ini sudah merampungkan tahapan mechanical completion sayangnya hingga kini jadwal commissioning masih belum jelas.
Dia menuturkan, dari informasi yang diperoleh, pembangunan infrastruktur oleh PLN belum rampung sehingga listrik yang dihasilkan nantinya belum bisa terserap.
“Ini menunggu kesiapan PLN membangun jaringan tegangan tinggi supaya bisa melakukan offtaking dari produksi listrik,” ungkap Hendi.
Sayang pengembang tidak berani menjelaskan implikasi cost yang timbul akibat keterlambatan PLN ,dan apakah bisa dikaitkan berdasarkan kontrak.