RENDAHNYA produksi padi karena terpengaruh kondisi pasang surut air menjadikan Dusun III Talang Andong, Desa Sungai Rebo, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, memiliki lahan yang tidak produktif. Tak hanya itu, musim tanam hanya sekali dalam setahun, alat pertanian yang sederhana, serta terbatasnya pemasaran produk pertanian tidak mampu mendukung peningkatan  kesejahteraan masyarakat setempat, terutama para petani.

Namun, Abdul Patih, Ketua Kelompok Tani Bina Berkah, tidak berputus asa. Dia berupaya mengembangkan lahan pertanian luas yang dapat dikembangkan dengan penanaman sayuran dan peternakan. “Kami tidak bisa berdiam diri jika ingin ada perubahan dalam hidup. Perubahan dapat kita wujudkan dengan berani mengambil peluang,” ujar dia.

PT Kilang Pertamina Internasional Unit Plaju melihat Masyarakat Desa Sungai Rebo memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki kelompok tani yang aktif. Selain itu, lahan pertanian yang tersedia cukup luas dan dapat dikembangkan dengan penanaman sayuran dan peternakan. “Kami memutuskan untuk melakukan edukasi pembatan olahan pangan, edukasi pertanian dan pembuatan kompos, penangkaran bebek, hidroponik, dan lain-lain,” kata Siti Rachmi Indahsari, Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju belum lama ini.

Kilang Plaju mendesain Program Mina Padi untuk mewadahi akivitas-aktivitas tersebut. Program TJSL ini akan dijalankan pada 2021-2025.  Pengembangan program ini bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang. Yulian Junaidi, dosen Unsri yang menjadi tenaga pendamping Kelompok Tani Bina Berkah mengatakan bersama timnya berupaya membantu mengolah lahan Dusun III Talang Andong secara maksimal agar bisa menjadi sumber penghasilan utama masyarakat setempat.

“Selain mengembangkan Program Mina Padi, kami akan membantu masyarakat mengolah hasil pertanian dan peternakan menjadi berbagai makanan olahan yang bisa memberi nilai tambah, ujar tenaga pendamping kelompok tani itu,” katanya.

Sejak November 2022, Kelompok Tani Bina Berkah memulai pengembangan pertanian dan perikanan terintegrasi atau mina padi seluas 1,5 hektare di Dusun III Talang Andong, yang termasuk dalam lokasi ring satu Kilang Plaju. Menurut Abdul Fatih, di lokasi yang sepanjang tahun tergenang air itu dikembangkan penanaman padi terapung, ternak bebek petelur, budi daya ikan patin dan nila. “Kemudian dikembangkan rumah pembibitan tanaman sayuran, serta pembuatan pupuk kompos dan pupuk cair yang memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar lokasi seperti enceng gondok dan sekam padi, serta pembuatan pakan ternak,” ungkapnya.

Pada 2024, program akan fokus pada pengembangan akses pasar selain perluasan demplot mina padi. Produk olahan yang dihasilkan kelompok akan disertifikasi. Selain itu, anggota kelompok akan mendapatkan pelatihan pemasaran online, pengolahan keuangan, dan dasar-dasar perkoperasian.

“Di akhir program pada 2025, diharapkan sudah ada pengembangan dan sosialisasi pertanian terintegrasi di luar kelompok binaan, pembentukan pusat kegiatan edukasi pertanian, dan terbektuknya kelembagaan koperasi pertanian dan produksi pangan,” tutur Rachmi.

Kesuksesan Program Mina Padi mencerminkan upaya KPI Unit Plaju untuk berkomunikasi dan melibatkan para pemangku kepentingan dalam cara yang tidak hanya meningkatkan reputasinya tetapi juga menciptakan dampak yang berarti sesuai dengan kerangka kerja ESG dan SDG.

Pemerintah berharap Program Mina Padi bisa berkembang dengan baik. Di lokasi program ini juga didorong menjadi desa wisata serta edukasi pertanian dan peternakan. Program Mina Padi tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena lahan yang selama ini tidak produktif mulai memberikan hasil dan bisa dijadikan sumber penghasilan. “Kami berharap ada perubahan untuk pertanian di desa kami. Sosok Bapak Patih yang suka bergaul tanpa memandang status, saya rasa bisa menjadi tokoh perubahan di bidang pertanian,” kata Dedy Arsadi, Kepala Desa Sungai Rebo.

Program mina padi berpotensi besar akan sukses.. Saat ini, di Desa Sungai Rebo telah tersedia demplot mina padi seluas 20 m x 35 m, instalasi hidroponik dengan 360 lubang berisi tanaman pokcoy, kandang berisi 59 ekor bebek, serta kolam berisi 1.000 ekor ikan.  Program ini mampu meningkatkan pendapatan Kelompok Bina Tani Berkah belasan juta rupiah lewat penjualan keripik pokcoy, sayur pokçoy segar, telur bebek asin, telur bebek segar, dan abon ikan patin.

Sistem mina padi, kata Dedy, akan memantapkan posisi Kabupaten Banyuasin sebagai lumbung pangan nasional, membantu pengembangan pertanian dan perikanan terintegrasi. “Selain mengembangkan Program Mina Padi, masyarakat diharapkan dapat mengolah hasil pertanian dan peternakan menjadi berbagai makanan olahan yang bisa memberi nilai tambah.  Melalui berbagai upaya peningkatan produksi padi dan bahan pangan lainnya, diharapkan bisa menyukseskan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), memperkuat ketahanan pangan nasional, dan mendukung terwujudnya Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” paparnya.