AIRMADIDI – Pengembangan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Surya (PLTS), di Indonesia tidak terdengar gaungnya karena dikembangkan dengan kapasitas kecil. Tapi siapa sangka di ujung utara Sulawesi, tepatnya di Minahasa Utara ternyata sudah terbangun PLTS dengan kapasitas terpasang mencapai 21 megawatt (MW) yang dikembangkan Vena Energy.
Arisudono Soerono, Country Head Vena Energy, mengatakan PLTS Likupang mulai beroperasi dan mengalirkan listrik ke jaringan PLN pada September 2019. Rata-rata setiap harinya PLTS Likupang bisa menyalurkan listrik mencapai 15 MW. Dengan kemampuannya menyalurkan sebesar itu membuat PLTS Likupang menjadi PLTS terbesar di Indonesia saat ini.
“Mulai dari jam 05.30 pagi sampai matahari terik bisa 15 MW, kalau enggak ya menurun. Kalau hujan bisa masuk 3 MW. Itu sampai jam 17.30,” kata Ari ditemui di PLTS Likupang, Minahasa Utara, Kamis (12/3).
PLTS Likupang dibangun sejak 2017 akhir dan memakan waktu sekitar 1,5 tahun dengam total biaya investasi mencapai US$29,2 juta dengan jumlah seluruh panel sebanyak 64.640 panel yang memenuhi sekitar 29 hektar.
Ari memastikan meskipun tidak sepanjang hari listrik dihasilkan tenaga matahari tapi dari sisi harga jauh dibawah harga listrik yang menggunakan bahan bakar BBM atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). “Yang jelas dibawah harga PLTD lah, jauh lebih murah,” tegasnya.
Vena Energy merupakan perusahaan produsen listrik swasta yang fokus dalam pengembangan pembangkit listrik surya serta angin. Selain PLTS Likupang, Vena merupakan Indonesia Power Producer (IPP) untuk pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Tolo di Jeneponto yang berkapasitas 72 MW serta PLTS di Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan kapasitas 3×7 MW.
Ani Wiyanti, Kasubdit Investasi dan Kerjasama Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT) Ditjen EBTKE Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa potensi tenaga matahari di Indonesia memang cukup besar diantara potensi EBT yang tersebar di seluruh Indonesia. Wilayah Indonesia tengah dan timur jadi wilayah yang paling potensial mengembangkan EBT tenaga matahari. Saat ini kapasitas terpasang PLTS 152,44 MW, dimana 10,9% PLTS atap dan sisanya PLTS diatas tanah atau on the ground.
“Surya total potensinua 207,8 Gigawatt peak (GWp) realisasi baru 0,15 GWp atau baru 0,23% , untuk di Sulawesi Utaranya saja 2,1 GWp,” kata Ani.(RI)
Slamat malam pak. plts pembangkit listrik tenaga surya di likupang kontraktor nya,tidak membayar bahan2 material seperti batu dasar dan pasir,sudah sekitar 1 bln tidak di bayar,kiranya bapak bisa menolong untuk menegur keras kontraktor yang tidak membayar bahan material yang sudah di pakai,kasihan pak sopir2 damtruck sekarang sudah di pecat sama bos nya karena uang setoran sudah 1 bulan tidak di bayar,dengan hormat saya mohon bapak/ibu bisa membantu untuk mengingatkan hutang yang belum di bayar oleh kontraktor bernama ibu ita
Sebagai masukan kiranya bisa dikombinasikan dengan PLTMH, mengingat di Sulawesi Utara memiliki Danau Tondano yang memilki ketinggian berkisar 600 m dari permukaan laut serta memiliki air sungai Tondano yang memiliki debit berkisaran 500 -1000 ltr/detik, lumayan untuk memberi tambahan sekitar 20 – 30 MW yang selanjutnya akan diparalelkan secara bersamaan dengan PLTS. Total Energy di ke 2 sumber bisa di salurkan ke jaringan PLN.
Sama dengan PLTBayu yang dikelolah oleh Vena Energy di Jeneponto Sulawesi Selatan, ada banyak sumber sumber air disekitar nya, alangkah bagusnya apabila energy dari PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro) diparalelkan/digabungkan dengan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu).
Salam hormat