JAKARTA – PT Medco International Energi Tbk menggandeng dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Libya, guna mengembangkan dan memproduksikan cadangan di Area 47. Lewat anak perusahaanya, Medco International Ventures Limited, emiten energi yang listing dengan kode MEDC ini membentuk Joint Operating Company (JOC) yang akan menjadi operator di blok minyak dan gas (migas) itu.
Seperti diungkapkan Direktur Utama dan CEO MEDC, Lukman Mahfoedz di Jakarta kemarin, Senin, 25 Maret 2013, pihaknya telah meresmikan pembentukan JOC (perusahaan patungan, red) dengan National Oil Corporation Libya (NOC) dan Libyan Investment Authority (LIA). NOC dan LIA adalah BUMN milik Pemerintah Libya.
Menurutnya, persetujuan komersialisasi telah diberikan kepada MEDC pada 14 Desember 2011, untuk sejumlah lapangan migas dari 16 lapangan penemuan di Area 47. Pembentukan perusahaan patungan ini, merupakan tindak lanjut dari suksesnya eksplorasi MEDC di Area 47, dimana 18 dari 20 sumur merupakan discovery well (sumur penemuan baru, red) dengan tingkat keberhasilan 90%.
Selanjutnya, kata Lukman, perusahaan patungan yang diberi nama Nafusah Oil Operations BV itu, akan bertindak sebagai operator dalam masa pengembangan dan produksi di Area 47. Dalam Nafusah Oil Operations BV, MEDC memiliki 24,5% saham, sedangkan saham NOC sebesar 51%, dan saham LIA sebesar 24,5%.
Pengelolaan kegiatan Nafusah Oil Operations BV akan dipimpin oleh empat pejabat, yang telah ditunjuk untuk duduk dalam Management Committee (MC) pada 25 Februari 2013. Empat MC yang ditunjuk itu, dua dari pihak NOC, satu dari pihak LIA, dan satu dari pihak MEDC.
Lukman mengatakan, Area 47 Libya akan memulai produksi minyak di 2016, dengan target kapasitas produksi sebesar 50.000 Barel Minyak Per Hari (Barrel Oil per Day/BOPD). Proyek pengembangan ini akan memonetisasi cadangan minyak dan gas sebesar 300 MMBOE, yang berasal dari enam lapangan, dari total 16 lapangan yang sudah ditemukan minyak dan gas di Area 47 hingga saat ini.
“Perkiraan jumlah investasi untuk langkah pengembangan itu mencapai USD 900 juta, yang terdiri dari USD 280 juta untuk biaya pengeboran, dan USD 620 juta untuk fasilitas produksi minyak. Bagian MEDC dalam investasi ini sebesar USD 220 juta,” kata Lukman lagi.
(Abdul Hamid/duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru