JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui Program Pendanaan UMK (PUMK) turut andil untuk meningkatkan kualitas para pengusaha di sektor yang tahan terhadap krisis itu. Ribuan mitra binaan perusahaan, termasuk 67 UMK asal Kalimatan Selatan, kini telah naik kelas dan aktif memasarkan produknya secara langsung dan siap hadir di smexpo.pertamina.com, sebuah market place yang disediakan khusus oleh Pertamina.
“Kami memiliki beberapa program bagi para UMK, mulai dari program pendanaan usaha mikro kecil hingga pelatihan-pelatihan yang bertujuan UMK naik kelas, mengikuti kebutuhan zaman,” jelas Susanto August Satria, Area Manager Communication & CSR Regional Kalimantan, dalam acara bincang-bincang bertema Jelajah Warna Warni Kalimantan, saat puncak acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2022.
Ada tiga hal utama yang dilakukan Pertamina untuk membina UMK yaitu pelatihan UMK berbasis naik kelas, Program Pendanaan UMK, dan mendekatkan UMK ke pasar nasional dan global. Pelatihan-pelatihan dilakukan agar pelaku usaha mampu mengikuti kebutuhan zaman.
“Pertamina berkolaborasi aktif dengan berbagai pihak termasuk mengambil peran dalam Gernas BBI 2022. UMK yang berhasil naik kelas melalui pelatihan dan program yang kami siapkan, kami ajak mengikuti berbagai pameran dari tingkat lokal hingga internasional, termasuk menyediakan marketplace di smexpo.pertamina.com untuk memasarkan produk UMK,“ katanya.
Di antara UMK mitra binaan Pertamina di Kalsel yang sudah naik kelas dan menjadi UMK terbaik yang ikut dalam Gernas BBI Kalsel 2022 adalah Sasirangan Kayuh Baimbai, D2tya Handmade dan Rumah Disabilitas Borneo.
Sasirangan Kayung Baimbai dirikan Siti Masmurah, pensiunan guru, yang sejak 1996 sudah mendapatkan pinjaman modal dari Pertamina. Dia kemudian menyerahkan usahanya kepada anaknya, Eva Wani Rosita. “Saya sangat terbantu oleh Pertamina. Saya meneruskan usaha Ibu yang awalnya dibantu Pertamina. Alhamdulillah usaha terus berkembang, bisa menyekolahkan anak di Fakultas Kedokteran dan punya home base di Jakarta. Kalau tidak dibantu Pertamina, saya tidak tahu waktu itu usaha ini bisa jalan atau tidak,” tutur Eva.
Dia mengatakan sekarang sudah ada generasi penerusnya yang kemudian melakukan inovasi dan lebih dekat dengan kalangan milenial. Bisnis yang sudah memiliki puluhan karyawan ini dikelola Muhammad Efsan Ridhoni, anak Eva, dan bergabung menjadi mitra binaan Pertamina pada 2019.
Nurhamdhany, pemilik D2tya Handmade, menuturkan bisnisnya berawal dari hobi menyulam dan merajut. Setelah pindah ke Banjarmasin, muncul ketertarikan untuk membuat produk aksesoris yang terbuat dari batu alam yang merupakan ciri khas dari Kalimantan Selatan. “Produk tersebut sangat diminati para wisatawan untuk dibawa menjadi oleh-oleh. Pada 2014, saya memulai bisnis yang bergerak dibidang craft dan konsisten bergabung di komunitas-komunitas UMK,“ ungkapnya.
Adapun Nurhidayah berkomitmen membantu kaum disabilitas dengan mendirikan Rumah Disabilitas Borneo. Dia bergabung menjadi mitra binaan Pertamina pada 2021. “Rumah Disabilitas Borneo merupakan suatu wadah yang memiliki tujuan untuk membina dan mengembangkan keterampilan penyandang disabilitas agar memiliki pekerjaan yang layak,“ tegasnya.
Dia menginisiasi untuk menyelenggarakan pelatihan pembuatan sasirangan bagi penyandang disabilitas. Hasil dari program ini adalah penyandang disabilitas dapat membuat berbagai macam produk sasirangan mulai dari kain sasirangan, kaos sasirangan, gaun sasirangan, jilbab sasirangan, dan sebagainya.
Tercatat sebanyak 1.178 UMK mendaftar untuk mengikuti bimbingan teknis (bimtek) serta menyemarakkan gelaran Gernas BBI Kalsel yang digelar pekan lalu. Dari jumlah itu, terpilih 67 UMK terbaik yang telah dibekali bimtek seperti literasi digital, literasi keuangan, branding, hingga business matching.
Puncak Gernas Kalsel dibuka Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (marves), Luhut Binsar Panjaitan, Jumat (22/7) di Kawasan Siring 0 Km Banjarmasin. Luhut dalam sambutannya menyebutkan, kegiatan Gernas BBI yang dilakukan setiap bulan di berbagai daerah Indonesia telah mengangkat ekonomi daerah khususnya pada UMK. “Gernas BBI ini menjadi salah satu penguatan ekonomi dalam negeri. Itu sebabnya tiap bulan kami bikin berpindah-pindah untuk membangunkan semangat,” katanya.
Gernas BBI menampilkan 650 produk UMK. Transaksi pada puncak acara itu mencapai Rp500 juta baik transaksi online maupun offline. “Ada 600 UMK lebih yang terlibat kita harapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Kalsel,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar.
Erwin Dwiyana, Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), mengatakan untuk gerakan meningkatkan kualitas UMK tidak berhenti saat acara selesai, pihaknya akan melanjutkan pembinaan sampai usaha UMK meningkat. “Kami dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, masih punya pekerjaan untuk senantiasa mendampingi UMK, kami catat ada 67 UMK unggulan kemudian juga ada beberapa UMK yang ada di bidang kelautan dan perikanan,” ujarnya. (RI)
Komentar Terbaru