JAKARTA- Geologi memiliki peran penting dalam meningkatakan cadangan minyak dan gas serta mineral batu bara. Geologi juga memberikan informasi dasar untuk kegiatan eksplorasi di sektor energi dan sumber daya mineral.
“Melalui eksplorasi yang masif kita berharap ditemukan cadangan baru. Kita memerlukan cadangan besar, giant discovery, untuk menjaga agar produksi minyak tidak turun akibat lapangan yang sudah tua. Buku karya Prof Koesoema ini sangat menginspirasi, apalagi banyak putra-putri didikan beliau yang bekerja di bidang geologi di Tanah Air,” ujar Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat memberikan sambutan secara virtual pada peluncuran buku An Introduction into the Geology of Indonesia karya Prof Dr RP Koesoemadinata DSC, guru besar (emiritus) geologi Fakultas Ilmu Kebumian Institut Teknologi Bandung di Jakarta, Senin (16/11).
Ikut memberikan sambutan dalam peluncuran buku yang diterbitkan oleh Ikatan Alumni Teknik Geologi (IAGL) ITB itu antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimuljono, Dirjen Minerba Ridwan Djamaluddin, Dirjen Migas Prof Tutuka Ariadji, Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Irwan Meilano, Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi Medy Kurniawan, Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro, dan Direktur Utama PT Energi Mega Persada Tbk Syailendra Bakrie.
Arifin mengungkapkan, Prof Koesoema adalah “Bapak Geologi Migas Indonesia” dan berkontribusi konkret untuk kemajuan sektor ESDM di Tanah Air. Selain pendidik, Prof Koesoema juga banyak menulis buku yang sangat bermanfaat. Buku ini sangat komprehensif karena membahas dunia geologi yang ditulis oleh putra Indonesia.
“Prof Koesoema menjadi pelaku dan saksi sejarah perkembangan geologi Indonesia pasca era Reinout Willem van Bemmelen asal Belanda, yang mengajar geologi bagi para mahasiswa Indonesia saat itu,” ujar Menteri ESDM.
Buku An Introduction into the Geology of Indonesia terdri atas dua volume. Nanang Abdul Manaf, Ketua Ikatan Alumni Teknik Geologi ITB, selaku penerbit buku ini, mengatakan sangat jarang atau sangat sedikit buku yang ditulis oleh orang Indonesia padahal penelitian atau paper yang dibuat, baik oleh kalangan industri, perguruan tinggi atau institusi penelitian sudah cukup banyak, tapi sifatnya parsial dan tidak komprehensif. Prof Koesoema sangat mencintai ilmu geologi sehingga bukti cintanya diwujudkan dalam karyanya yang boleh disebut mahakarya (masterpiece). “Ini dedikasi, kerja keras, fokus, dan konsisten beliau sehingga berhasil menyelesaikan bukunya dalam perjalanan prosesnya hampir 10 tahun,” ujarnya.
Nanang berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi para ahli geologi untuk mempelajari ilmu geologi, khususnya geologi Indonesia. Selain itu, menjadikan Prof Koesoema sebagai role model bagaimana profesional dan kecintaan beliau terhadap ilmu geologi sehingga menghasilkan karya yang luar biasa.
Basoeki Hadimuljono mengakui bahwa geologi itu sangat rumit karena itu Prof Koesoema membatasi diri engan an introduction, sebuah pengantar. Menurut Menteri PUPERA, buku Prof Koesoema adalah evolusi dari geologi Van Bemmelen dan Prof JA Katili, almarhum, geolog senior ITB. Buku ini memperkaya georesoures untuk vulkanologi, erupsi, dan gempa bumi. Kementerian PUPERA, lanjut Basoeki, sangat terbantu dengan hadirnya buku ini.
“Saya yakin buku ini akan menjadi pegangan bagi kami dalam perencanaan infrastruktur Manfaatkan buku ini untuk kebijakan infrastruktur ke depan,” katanya.
Irwan Meilano mengatakan buku Prof Koesoema terdiri atas 1.700 halaman. Kendati An Introduction, pembahasan buku ini sangat komprehensif yang mengulas kompleksitas geologi Indonesia. “(Buku) Ini general introduction. Sinopsis dari Barat ke Timur. Di setiap area dibahas detail. Di setiap bahasan selalu ada fokus penting bagi Indonesia, yaitu resources terkait geohazzard,” katanya.
Ridwan Djamaluddin menilai sosok Prof Koesoema sebagai ilmuwan sejati yang menularkan segala kemampuannya kepada anak didik. “Saya menyaksikan sendiri, beliau seorang geolog yang hebat, mumpuni. Tanpa pemikiran Prof Koesoema, saya tidak yakin industri migas Indonesia bisa seperti saat ini. Prof Koesoema berkontribusi,” katanya.
Hilmi menilai karya Prof Koesoema adalah panduan geologi migas secara terstruktur dan dicetak dengan bagus. Bagi Hilmi, apa yang diajarkan Prof Koesoema memberi inspirasi lain untuk membangun perusahaan migas swasta nasional. “Mudah-mudahan, kami dan yang lain bersama Pertamina bisa memperkuat ketahanan energi nasional. An Introduction Geology akan jadi inspirasi dan referensi penting untuk menemukan giant discovery,” ujar Hilmi.
Menurut Syailendra Bakrie, karya Prof Koesoema patut diapresiasi apalagi kontribusinya sangat besar bagi perkembangan ilmu geologi di Tanah Air dan secara tdak langsung juga bagi peningkatan cadangan dan produksi migas nasional. (DR/RI)
Komentar Terbaru