BALONGAN– Pertamina EP Asset 3, unit bisnis PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) sekaligus kontraktor kontrak kerja sama di bawah pengawasan SKK Migas, menunjukkan performa positif dalam lifting minyak sepanjang 2019. Angka lifting di Terminal Balongan, Indramayu, Jawa Barat mencapai target yang disepakati yaitu 4.654.987 BBL untuk minyak hingga 25 Desember 2019.

“Tentunya kami bersyukur bahwa kami bisa menjalankan amanah yang diberikan oleh negara. Lifting yang akan dilaksanakan juga mendorong ketahanan energi nasional,” kata Adi Prasetyana, Direktur Keuangan dan Dukungan Bisnis Pertamina EP dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Sabtu (28/12).

Pertamina EP Asset 3 mencatatkan kinerja yang membanggakan pada 2019. Menjelang berakhirnya tahun ini, Pertamina EP Asset 3 mampu memproduksi 13,092 BOPD. Adapun produksi gas mencapai 262 MMSCFD. Dengan menjaga keandalan fasilitas produksi, diharapkan Pertamina EP mampu menjaga dan meningkatkan produksi sesuai target yang ditetapkan oleh pemerintah.

Menurut Adi, secara akumulasi sampai November, lifting minyak Pertamina mencapai 27.197.737 BBL dan 249.533 MMSCF untuk gas. Hingga akhir Desember 2019, lifting minyak Pertamina EP diproyeksikan dapat mencapai angka 29.939.653 BBL dan gas 272.954 MMSCF.

Masuk akhir 2019, Pertamina EP Asset 3 memastikan keandalan litfing migas. SKK Migas dan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat pada Jumat (27/12) memeriksa kesiapan cargo lifting minyak akhir 2019 di wilayah di Terminal Balongan sesuai dengan rencana nominasi lifting berdasarkan perkiraan produksi.

Hadir dalam kegiatan tersebut Anggota Komisi Energi Dewan Kardaya Warnika, Sekretaris SKK Migas Murdo Gantoro, Kepala Divisi Operasi Produksi SKK Migas Ngatijan, Direktur Keuangan & Pendukung Bisnis Pertamina EP Adi Prasetyana dan General Manager Pertamina EP Asse 3 Wisnu Hindadari.

“Pimpinan SKK Migas turun langsung untuk memberikan motivasi kepada jajaran SKK Migas yang berada di garis depan untuk memastikan lifting dapat berlangsung secara optimal sesuai target yang telah ditetapkan sekaligus meninjau kesiapan fasilitas yang dimiliki KKKS dalam mendukung pelaksanaan lifting,” ujar Murdo Gantoro.

Kardaya memberikan apresiasi kepada SKK Migas dan PEP atas komunikasi yang semakin intensif dan kerja sama yang baik dengan Komisi Energi Dewan. Terlebih Pertamina merupakan perusahaan 100% milik negara, sehingga diperlukan dukungan berbagai pihak dari berbagai aspek dan tidak diberi tanggung jawab diluar kemampuannya.

Kegiatan optimalisasi lifting akhir tahun ini diselenggarakan SKK Migas oleh pimpinan SKK Migas di 6 (enam) titik lifting utama di Sumatera (Terminal Dumai), Jawa (MGS Balongan, FPSO Gagak Rimang, Terminal Siam Maspion) dan Kalimantan (Tanjung Santan, dan Terminal Senipah). (RA)