JAKARTA – Pemerintah sudah mencanangkan Indonesia harus bisa membangun ekosistem kendaraan listrik salah satunya adalah dengan membangun industri baterai. Namun ternyata ada pihak-pihak yang masih tidak senang dengan rencana tersebut.
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mengungkapkan pihak yang tidak senang dengan kemajuan Indonesia dalam membangun ekosistem kendaraan listrik adalah negara tetangga.
“Baterai ini godaan banyak. Kelihatannya negara tetangga kita belum ikhlas kalau Indonesia jadi negara industrialis baterai,” Bahlil dalam peresmian investasi industri baterai listrik terintegrasi di Kawasan Industri terpadu (KIT) Batang oleh konsorsium LG energy Solution, Rabu (8/6).
Untungnya para calon investor tidak bergeming. Hal itu dibuktikan dengan masuknya LG sebagai investor utama dalam pembangunan ekosistem baterai listrik. Menurut Bahlil itu tidak lepas juga dari hubungan baik antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Korea Selatan.
“Tetapi pemerintah Korea dibawah menteri dan LG telah sepakat untuk bangun ekosistem bateri mobil di Indonesia. Hari ini sudah kita lakukan tahap kedua dimana investasi US$9,8 miliar,” ungkap Bahlil.
Konsorsium LG akan bekerja sama dengan PT Aneka Tambang (Antam) dan Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk produksi massal baterai listrik. Kedua belah pihak akan menandatangani kesepakatan joint venture tambang nikel pada September 2022. Adapun nilai investasi proyek tambang nikel sebesar US$9,8 miliar atau Rp 142 triliun, dan akan menyerap 20 ribu tenaga kerja.
Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, menyatakan masuknya investasi LG jelas akan membawa dampak tidak sedikit. Utamanya yang paling bisa dirasakan terbukanya lapangan kerja. Apalagi investasi LG ini menurut dia yang pertama di dunia dalam membangun industri baterai dari hulu ke hilir.
“Dimulai dengan penambangan nikel smlter pabrik prekusor pabrik katoda kemudian baterai listrik, batery pack hingga mobil listrik. Masih ditambah lagi industri daur ulang bateria dari hulu sampai hilir end to end semuanya dikerjakan dalam investasi ini,” jelas Jokowi. (RI)
Komentar Terbaru