JAKARTA – PT Provident Agro Tbk (PALM) menjual seluruh kepemilikan sahamnya pada PT Mutiara Agam (MAG), anak perusahaan yang berada di Sumatera Barat, senilai Rp354,49 miliar. Pembeli lahan sawit dengan luas lahan tertanam seluas 6.295 hektar itu adalah PT Global Indo Bersaudara (GIB), PT Duta Agro Makmur (Damai), dan PT Lambang Jaya Agroperkasa (LJAP) pihak-pihak yang tidak terafiliasi dengan Perseroan.
Tri Boewono, Presiden Direktur Provident Agro, mengatakan penjualan MAG sudah mendapat persetujuan pemegang saham independen melalui Rapat Umum Pemegang Saham Independen (RUPSI) pada 9 November 2021. Harga pembelian saham yang telah diterima secara penuh oleh perseroan adalah sebesar Rp354,49 miliar berdasarkan nilai perusahaan (enterprise value) sebesar Rp502,5 miliar yang terdiri dari komponen harga pembelian saham dan kewajiban pelunasan utang MAG kepada Perseroan.
“Keputusan Provident Agro melepas MAG merupakan kesempatan yang baik bagi Perseroan, di mana harga yang disepakati dengan pembeli sesuai dengan kondisi anak perusahaan saat ini. Penjualan ini memberikan keuntungan yang optimal bagi kedua belah pihak,” kata Tri Boewono dalam Paparan Publik, Rabu (1/12).
Dengan penjualan MAG, perseroan tidak lagi memiliki kebun sawit sebagai sumber pendapatan. Setelah proses penjualan rampung, Provident Agro berencana akan melakukan perubahan kegiatan usaha sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 Tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.
Devin Antonio Ridwan, Direktur Keuangan Provident Agro, mengungkapkan bahwa perseroan sedang mempersiapkan serangkaian proses untuk melakukan perubahan kegiatan usaha. Perseroan juga sedang melakukan kajian terhadap beberapa kegiatan usaha sehubungan rencana perubahan kegiatan usaha tersebut.
“Salah satu target Provident Agro adalah menjadi perusahaan investasi. Saat ini kami terus melakukan kajian secara komprehensif dan mempelajari setiap ketentuan yang menjadi syarat bagi perubahan usaha tersebut. Harapan kami, perubahan usaha ini akan semakin memberikan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham,” ungkap Devin.
Terkait dana hasil penjualan MAG, Devin menjelaskan, ada beberapa alternatif penggunaan dana hasil penjualan, yakni untuk melakukan investasi setelah perubahan kegiatan usaha Perseroan, melakukan pembagian dividen interim maupun final dari Sebagian Saldo Laba Perseroan, atau untuk melakukan Pembelian Kembali saham dari pemegang saham.
“Provident Agro akan melihat setiap peluang bisnis yang memiliki prospek positif secara jangka Panjang, sehingga menciptakan pertumbuhan positif terhadap kinerja Perseroan kedepannya,” ujar Devin.
PT Provident Agro Tbk memiliki investasi dalam instrumen ekuitas di PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) sebanyak 1.386.733.708 lembar saham. Pembelian dilakukan oleh PT Suwarna Arta Mandiri (SAM), yang seluruh sahamnya dimiliki PT Provident Agro Tbk secara langsung maupun tidak langsung dengan saldo pada tanggal 30 September 2021 adalah sebesar Rp3,50 triliun atau Rp.2.520/lembar saham. Hingga per 29 November 2021, harga saham MDKA berada di posisi Rp 3.740.
“Keputusan PT Provident Agro Tbk untuk melakukan investasi dalam instrumen ekuitas di MDKA sudah menunjukkan hasil yang positif apabila mengacu kepada naiknya harga saham dibandingkan dengan harga pembelian. Hal ini semakin memotivasi kami untuk melakukan investasi di berbagai perusahaan lainnya yang berpotensi menciptakan keuntungan dan kekuatan fundamental Perseroan dalam jangka panjang,” kata Devin.
Sampai dengan 30 September 2021, pendapatan PALM mencapai Rp260,94 miliar atau naik 39% dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun lalu Rp187,18 miliar. Naiknya pendapatan turut mengangkat laba bruto Perseroan, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp66,94 miliar menjadi Rp125,59 miliar atau melonjak 88% dan laba yang diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk periode berjalan sebesar Rp209,02 miliar. Perseroan mencatatkan investasi dalam instrumen ekuitas sebagai aset tidak lancar sebesar Rp3,50 triliun, atau 84,30% dari total asset yang sebesar Rp4,15 triliun.
PT Provident Agro Tbk dibentuk pada 2 November 2006, bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, dan merupakan perusahaan joint venture antara PT Saratoga Sentra Business dan PT Provident Capital Indonesia. Perseroan pun resmi menjadi perusahaan terbuka sejak tahun 2012.
“Provident Agro akan menerapkan strategi bisnis yang tepat dan terukur, berupa investasi, efisiensi biaya operasional dan optimalisasi produksi perkebunan merupakan keputusan yang tepat bagi perusahaan,” kata Devin.(RA)
Komentar Terbaru