JAKARTA – Produksi ore atau konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) hanya anjlok 40% dari kapasitas normal. Hal itu diakibatkan karena Freeport belum mendapatkan izin ekspor konsentrat dari pemerintah.
Sejak Desember 2024 izin ekspor konsentrat tembaga Freeport sudah berakhir, sementara di sisi lain mereka belum juga bisa mengolah konsentrat di dalam negeri akibat belum beroperasinya smelter baru di Gresik akibat terjadi kerusakan di unit pengolahan asam sulfat.
Tri Winarno, Dirjen Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mendapatkan informasi bahwa saat ini produksi Freeport hanya 60% dari kemampuan normal produksinya. Hal itu dilakukan oleh Freeport karena kondisi stockpile-nya yang sudah penuh.
“Sudah turun (Produksi) sampai tinggal 60%, turun 40% dari kapasitas. Ya karena itu (stockpile penuh karena tidak bisa ekspor),” kata Tri ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (14/2).
Manajemen Freeport memang sempat melakukan maintenance sehingga produksinya menjadi hanya 40% namun setelah selesai produksi ore kembali merangkak naik hingga ke 60% dari kapasitas normal.
Pemerintah kata Tri memang belum mengeluarkan rekomendasi izin ekspor. Investigasi terhadap insiden kebakaran yang melanda smelter Freeport di Gresik memang sudah dilakukan namun saat ini evaluasi terhadap hasil investigasi masih berlangsung. Dia menuturkan dari hasil investigasi tersebut diketahui tidak ada unsur kesengajaan. “Hasil investigasi kahar, tidak ada unsur kesengajaan,” kata Tri.
Secara mengejutkan pada bulan Oktober tahun lalu pabrik asam sulfat di komplek smelter Freeport meledak. Padahal smelter itu diresmikan oleh Joko Widodo presiden periode sebelumnya dan dijanjikan oleh Freeport bisa produksi mulai akhir tahun 2024. Janji itu juga yang digunakan untuk mendapatkan izin ekspor konsentrat atau ore dari pemerintah. Kini izin ekspor konsentrat telah berakhir dan belum ada kejelasan apakah Freeport telah mengantongi izin ekspor yang baru atau belum. Namun dilihat dari sejarahnya biasanya pemerintah selalu melunak dengan berbagai alasan Freeport untuk dapatkan izin ekspor.
Tri menyatakan bahwa pihak Freeport menjanjikan perbaikan smelter baru bisa selesai sekitar awal semester II tahun ini. “Sekitar Juli (selesai perbaikan smelter),” ujar Tri. (RI)
Komentar Terbaru