JAKARTA- PT Samindo Resources Tbk (MYOH), emiten pertambangan batubara terintegrasi, mencatatkan kenaikan laba bersih signifikan 339,4% menjadi US$ 5,8 juta atau sekitar Rp 82,36 miliar pada kuartal I 2021 (year-on-year). Padahal pada periode yang sama, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan 19,3% menjadi US$ 39,9 juta atau sekitar Rp566,58 miliar.

Ahmad Zaki Natsir, Corporate Secretary Samindo Resources, mengatakan ada tiga penyebab kenaikan laba bersih Samindo pada periode Januari-Maret 2021. Pertama, kerugian kurs turun signifikan. Tahun lalu kurs mencapai Rp16.000 per dolar AS, saat ini Rp14.200. Kedua, biaya nonoperasional banyak penghematan. Perjalanan dan sewa kendaraan turun karena Covid-19.

“Faktor ketiga adalah pendapatan bunga naik karena cash naik banyak karena penghematan dari biaya maintenance,” ujar Zaki kepada Dunia Energi, Senin (31/5).

Hingga kuartal I 2021, Samindo mencatatkan aset US$154,9 juta, naik 3,2% dibandingkan Desember 2020. Kewajiban tercatat US$ 21,2 juta, berkurang 3,7% dari posisi akhir kuartal IV 2020. Adapun ekuitas tercatat US# 133,7 juta, naik 3,6% dibandingkan Desember 2020.

Overburden Removal

Samindo memproyeksikan volume pemindahan batuan penutup (overburden removal) tahun ini sebesar 36,4 juta ton. Sementara itu, produksi batubara (coal getting), pengangkutan batubara (coal hauling), dan pemboran eksplorasi (exploration drilling) diproyeksikan masing-masing 10,2 juta ton (coal getting), 27,7 juta ton (coal hauling), dan 29.500 meter (exploration drilling).

Gilber Markus Nisahpih, Direktur Samindo, mengatakan perusahaan berpeluang mengungkit rencana volume pemindahan batuan penutup perusahaan tahun ini. Hal ini terkait PT Kideco Jaya Agung, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), yang menjadi klien Samindo, berpotensi mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) untuk meningkatkan produksi batubara.

Dengan demikian, Samindo berpeluang diminta melakukan pengupasan lapisan tanah hingga di atas 40 juta bank cubic meter (bcm) sepanjang 2021. “Kami baru diberi tahu untuk siap-siap ada kenaikan produksi sehingga (overburden removal), kemungkinan di atas 40 juta (bcm),” ujar Gilbert dalam acara paparan publik di Jakarta, Jumat (28/5) pekan lalu.

Kideco Jaya Agung saat ini merupakan satu-satunya pemberi kerja yang dilayani oleh Samindo. Kontrak perusahan dengan Kideco masih tersisa dua tahun lagi. (RA)