JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan penurunan kinerja keuangan hingga september atau triwulan III tahun 2024. Realisasi pendapatan tercatat sebesar US$708,6 juta atau turun dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yakni sebesar US$937,9 juta.
Penurunan pendapatan tentu langsung berdampak juga terhadap realisasi laba bersih. Hingga September laba bersih Vale tercatat hanya mencapai US$51,1 juta anjlok cukup signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yakni sebesar US$238,3 juta.
Dari sisi produksi nikel, Vale sebenarnya mencatatkan kenaikan produksi. Hingga September tahun ini produksi ikel tercatat sebesar 52.783 ton nickel dalam matte. Realisasi tersebut sebenarnya tumbuh dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 51.644 ton.
Penjualan nikel hingga September juga meningkat sebesar 53.429 ton atau tumbuh dibandingkan realisasi tahun lalu pada periode yang sama 50.435 ton.
Pertumbuhan produksi dan penjualan nikel tersebut ternyata tidak mampu mendongkrak kinerja keuangan yang diakibatkan oleh penurunan dalam harga komoditas nikel.
Penurunan kinerja keuangan ini terutama disebabkan oleh harga nikel yang lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Harga rata-rata nikel sebesar US$13.262 per ton untuk periode sembilan bulan tahun ini menurun 29% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar US$ 18.596 per ton.
Rizky Putra, Chief Financial Officer (CFO) Vale Indoenesia mengungkapkan setelah terbitnya Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PT Vale mulai mengakumulasi kewajiban Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam bentuk pembagian 10% dari laba bersih, dengan total US$3,6 juta. “Namun, pemenuhan kewajiban ini masih menunggu konfirmasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),” kata Rizky dalam keterangannya, Kamis (7/11).
Setelah divestasi selesai pada bulan Juni, Perseroan saat ini kata Rizky tengah melaksanakan proses pemisahan dari Vale Base Metal, yang melibatkan biaya satu kali. Namun, Vale melakukan transisi secara menyeluruh untuk memastikan proses berjalan lancar dan efisien.
“Selain itu, kami terus berupaya meningkatkan daya saing operasi Sorowako dengan biaya tunai per unit pendapatan yang tetap kompetitif pada US$9.536 per ton hingga September 2024,” ujar Rizky.
Pada 30 September 2024, kas dan setara kas Perseroan mencapai US$771,2 juta, turun dari AU$832,1 juta pada 30 Juni 2024. Pada triwulan ketiga tahun 2024, PT Vale menginvestasikan US$82,4 juta untuk belanja modal, meningkat dari US$61,0 juta pada triwulan kedua. Peningkatan ini terutama ditujukan untuk proyek-proyek pertumbuhan untuk pengembangan tambang di masa mendatang. (RI)
Komentar Terbaru