JAKARTA – PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya telah meninggikan 113 instalasi berupa Gardu Induk (GI) dan Gardu Distribusi (GD) hingga akhir November 2017 untuk mengurangi tingkat pemadaman pada saat banjir. Peninggian instalasi tersebut merupakan salah satu langkah antisipasi banjir dan untuk mengamankan aset PLN agar tidak terendam banjir.
“Peninggian dengan biaya Rp 200 juta per gardu dilakukan agar instalasi listrik di gardu distribusi tidak terendam air dan terjadi kerusakan saat terjadi banjir, sehingga gardu distribusi tersebut dapat tetap beroperasi melayani pelanggan,” kata Ikhsan Asaad, General Manager PLN Disjaya di Jakarta Jumat (8/12).
Ikhsan mengatakan saat ini terdapat 17 ribu Gardu Distribusi PLN di wilayah Jakarta yang disuplai oleh delapan subsystem (500/150 KV) dengan total kapasitas 10.770 megawatt (MW).
Setiap tahun PLN Disjaya membentuk tim penanggulangan banjir sebagai kesiapan dan kesiagaan menghadapi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana banjir di Jakarta. Selain kesiapan pasukan, PLN Disjaya membangun pusat komando penanggulangan akibat bemcana banjir yang dinamakan Disaster Recovery Center (DRC) yang merupakan pusat pemantauan kondisi sistem kelistrikan yang didalamnya meliputi pusat data daerah beserta Instalasi PLN yang rawan banjir, pemantauan daerah yang mengalami pemadaman akibat banjir hingga pemulihan pasokan listriknya.
PLN Disjaya juga memiliki Pasukan Khusus Respon Cepat melayani segala macam keluhan dan gangguan. Pasukan yang dinamakan Detasemen Layanan Khusus 123 (Denyansus 123) ini juga siap siaga 24 jam untuk mengantisipasi kemungkinan bencana banjir. Denyansus memiliki dua (dua) posko, yaitu di PLN Area Cengkareng, untuk melayanai bagian barat ibukota, dan PLN Area Cempaka PUtih yang memantau wilayah timur ibukota. Pasukan ini juga dilengkapi dengan perahu karet untuk menembus wilayah yang terendam banjir, UKB (Unit Kabel Bergerak), UGB (Unit Gardu Bergerak), UDB (Unit Diesel Bergerak) dan Crane untuk proses percepatan pemulihan pasokan listrik.
“Dalam upaya antisipasi banjir ini PLN Disjaya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BPBD, Pemda, Pemadam kebakaran, dan kepolisian,” kata Ikhsan.
Antisipasi selanjutnya adalah kehandalan pasokan listrik untuk menunjang rumah-rumah pompa utama yang dibangun Pemerintah DKI Jakarta, seperti di Gedung Pompa Cideng, Waduk Pluit,Rumah Pompa Pasar Ikan, dan Pompa Air Ancol Barat Martadinata, Pompa Lodan, dan Waduk Setiabudi pada Pemda DKI Jakarta, agar rumah-rumah pompa tersebut dapat berfungsi dengan baik saat banjir datang, sehingga proses pemulihan banjir dan pasokan listrik dapat dilaksanakan dengan cepat.
Kehandalan pasokan jaringan listrik rumah pompa ini sekarang diperkuat dengan pemasangan Automatic Change Over (ACO) di gardu distribusi dalam jaringan listrik tersebut. ACO ini berfungsi untuk penggantian pasokan daya listrik secara otomatis jika pasokan utama mengalami gangguan saat terkena banjir sehingga air tidak dapat mengalir sampai ke gardu distribusi tersebut. Perkuatan kedua adalah dilengkapi fasilitas remote yang dapat di operasikan dari Distribution Control Center. Selain itu, PLN Distribusi Jakarta Raya juga melakukan upaya-upaya peninggian 252 gardu distribusi.
Ikhsan menambahkan, hingga saat ini PLN Disjaya memiliki 4,1 juta pelanggan dengan daya tersambung sebesar 17.000 megavolt. Rasio elektrifikasi sebesar 99,98% dengan jumlah energi sales 26.307 GWh.
“Perkuatan kehandalan pasokan rumah-rumah pompa ini antisipasi ganda dari PLN untuk mendukung program penanggulangan banjir pemerintah provinsi DKI Jakarta, supaya proses penanganan dan pemulihan banjir dapat cepat diatasi. Selain itu ini merupakan alternatif bagi pasokan energi stasiun pompa sehingga stasiun pompa bisa terus beroperasi untuk menyalurkan air agar tidak meluap dan menimbulkan banjir,” kata Ikhsan.(RA)
Komentar Terbaru