JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan penurunan laba bersih pada kuartal I jika dibanding periode yang sama di tahun lalu. Hingga Maret 2021, realisasi laba bersih Bukit Asam mencapai Rp500,5 miliar atau turun 44,5% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp903,24 miliar.

Dari sisi pendapatan, Bukit Asam mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,99 triliun, turun 22% dibanding kuartal I 2020 sebesar Rp5,12 triliun.

Namun demikian manajemen menuturkan bahwa realisasi kinerja keuangan pada kuartal I ini masih cukup positif jika dilihat dari kondisi ekonomi baik nasional maupun global.

Suryo Eko Hadianto, Direktur Utama Bukit Asam, mengungkapkan realisasi kinerja perusahaan ini berlangsung di tengah pemulihan ekonomi yang porak poranda pada tahun lalu akibat pandemi COVID-19.

Berbagai langkah efisiensi telah dilakukan manajemen sehingga menghasilkan penurunan biaya umum dan adminstrasi sebesar 19% dibanding dengan kuartal I tahun lalu menjadi Rp339,33 miliar.

“Langkah-langkah efisiensi yang dilakukan pun tak menghambat Perseroan untuk tetap tumbuh. Jumlah total aset perseroan meningkat 2% hanya dalam tiga bulan, dari Rp24,1 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp24,5 triliun pada akhir kuartal I 2021,” kata Suryo Eko dalam konferensi pers virtual, Jumat (30/4).

Peningkatan aset ini selaras dengan penurunan liabilitas dari Rp7,1 triliun pada akhir pada tahun 2020 menjadi Rp6,9 triliun pada akhir kuartal I 2021.

Sementara itu, total ekuitas Bukit AsamĀ  tetap meningkat dari Rp16,9 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp17,6 triliun pada kuartal I 2021.

Dari sisi operasional produksi sepanjang tiga bulan pertama tahun ini total produksi batu bara Bukit Asam hingga Maret mencapai 4,5 juta ton dengan penjualan sebanyak 5,9 juta ton.

Menurut Suryo Eko, manajemen telah menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 24,8 juta ton pada tahun 2020 menjadi 29,5 juta ton pada tahun 2021.

“Perseroan juga menargetkan kenaikan penjualan batu bara dari 26,1 juta ton pada tahun 2020 menjadi 30,7 juta ton pada tahun 2021,” kata Suryo Eko.(RI)