JAKARTA – Eni East Sepinggan Ltd merampungkan salah satu proses modifikasi Floating Production Units (FPU) Jangkrik yang ditandai dengan pengiriman modul utama modifikasi. Dengan adanya modifikasi, kini FPU Jangkrik sudah bisa menampung hasil produksi gas dari Lapangan Merakes.

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan ada lima modul tambahan yang akan dipasang saat planned shutdown FPU Jangkrik pada pertengahan Januari 2021 mendatang.

“Meskipun pandemi tengah melanda seluruh negeri, kita dapat menyelesaikan proses fabrikasi, konstruksi dan modifikasi secara tepat waktu tanpa ada kecelakaan kerja. Adapun modul yang dikirim terdiri dari lima modul utama dengan berat total kurang lebih 1.500 ton,” kata Julius, Kamis (31/12).

Menurut Julius, kelancaran modifikasi FPU Jangkrik bisa dibarengi dengan siapnya Lapangan Merakes memproduksikan gas. ““Kami mengupayakan pemasangan juga berjalan tepat waktu sehingga target start-up gas dari Lapangan Merakes dapat terlaksana pada kuartal pertama 2021,” ungkap Julius.

Lapangan Merakes akan dikembangkan dengan memanfaatkan kemampuan operasional dan kapasitas produksi FPU Jangkrik yang tersisa, dimana konsepnya adalah melakukan penyambungan jalur bawah laut (subsea tie-back) ke FPU Jangkrik yang mengolah gas dan kondensat dari lima sumur produksi. Kemudian gas dan kondensat yang telah diolah tersebut dikirim dari FPU Jangkrik melalui pipa ekspor bawah laut ke ORF (Onshore Receiving Facility) Jangkrik dan kemudian dialirkan ke sistem perpipaan gas di Kalimantan Timur.

“Ini menunjukkan kemampuan engineering dan inovasi insan hulu migas untuk mengoptimalkan setiap potensi yang ada, sehingga menjadi modal yang kuat untuk melakukan inovasi-inovasi fasilitas produksi migas yang lain agar kemampuan produksi dapat ditingkatkan dan menjadi tulang punggung pencapaian target produksi minyak satu juta bopd dan 12 Bscfd gas pada 2030,” kata Julius.

Lapangan Merakes sebenarnya mengalami kemunduran penyelesaian dimana sebelumnya bisa berproduksi pada 2020. Namun adanya pandemi Covid-19 membuat pengembangannya molor hingga tahun depan.

Menurut Julius, nantinya gas dari Lapangan Merakes akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan suplai gas di pabrik gas di Bontang. Gas akan dipasok ke Pupuk Kaltim, PLN dan Badak LNG. Pasokan gas ke domestik akan memberikan kepastian pasokan kebutuhan gas untuk industri dalam mendukung kebijakan pemerintah yang telah menempatkan hulu migas sebagai modal pembangunan dan penggerak industri nasional.

“Sebagaimana diketahui bersama, bahwa pasokan gas di Kalimantan Timur sedang mengalami penurunan produksi sehingga kita memerlukan sumber suplai gas yang baru. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya suplai gas baru dari Lapangan Merakes akan membantu meningkatkan produksi gas baik secara lokal maupun nasional,” kata Julius.(RI)