PERMUKIMAN di sekitar Balikpapan terus tumbuh. Potensi ekonomi kota itu menjadi magnet yang menarik orang untuk mengadu peruntungan. Akibatnya, permukinan semakin padat dan pengap, terutama yang berada di sekitar pantai. Terkadang rumah dibangun seadanya, sebagian besar menggunakan kayu karena berada di atas air laut. Kondisi ini menyebabkan permukiman rawan akan bencana kebakaran. Percikan api dari konsleting listrik dapat menjadi malapetaka yang menakutkan.

Siapkah masyarakat Balikpapan menghadapi dan menangani bencana kebakaran yang akan merugikan materi dan nonmateri itu? Harus siap dan dipersiapkan.

Itulah sebabnya, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Balikpapan dengan dukungan Dinas Sosial Kota Balikpapan telah menginisiasi pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kelurahan Margasari dan Kelurahan Baru Tengah, Kota Balikpapan. Inisiasi ini ditandai dengan penyusunan rencana program dengan melibatkan beberapa pemangku kepentingan, di Aula Kampung Atas Air, Kelurahan Margasari, pada akhir September 2021.

Program KSB merupakan wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana melalui tiga tugas pokok KSB yaitu adaptasi, mitigasi, dan penanganan bencana. “Program ini sudah berjalan sekitar tiga tahun. Kami menyadari salah satu pendekatan yang efektif dalam mengurangi risiko bencana adalah dengan mendorong kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat melalui program Kampung Siaga Bencana,” kata Dodi Yapsenang, Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Balikpapan, baru-baru ini.

Menurut Dodi, Kilang Balikpapan akan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan risiko bencana, membentuk jejaring siaga bencana berbasis masyarakat, dan memperkuat interaksi sosial anggota masyarakat, mengorganisasikan masyarakat terlatih siaga bencana. “Kami berusaha menjamin terlaksananya kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat yang berkesinambungan serta mengoptimalkan potensi dan sumber daya untuk penanggulangan bencana,” kata dia.

Bencana merupakan hal-hal yang dapat terjadi kapan saja. Maka, kata Dodi, yang diperlukan kesiapsiagaan terhadap bencana yang dimulai dengan pengetahuan mengenai bencana itu sendiri serta nantinya diperkuat dengan peningkatan kapasitas para para relawan. KPI menggelar beberapa program pelatihan yang diikuti kelompok binaan dan pemerintahan setempat.

Pelatihan yang terbaru digelar pada pertengahan Januari 2024 sekaligus menyambut peringatan bulan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Nasional. KPI Unit Balikpapan bersama kelompok binaan Kampung KSB Margasari mengadakan Pelatihan dan Simulasi Pemadaman Api Skala Kecil dan Penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan).

Menurut Ketua KSB Kelurahan Margasari, Abdal, kegiatan ini merupakan pelatihan kedua yang dilakukan di Kelurahan Margasari. Sebelumnya, HSSE KPI Unit Balikpapan mengedukasi kelompok KSB, sedangkan pada kesempatan ini pelatihan langsung ditujukan untuk masyarakat Kelurahan Margasari. “Besar harapan saya masyarakat bisa memahami dengan baik terkait kesiapsiagaan bencana ini,” kata dia.

Pelatihan ini dihadiri oleh Lurah Margasari, Perwakilan Camat Balikpapan Barat, Danramil Kecamatan Balikpapan Barat, Bhabinsa Kelurahan Margasari, LPM Margasari, 32 Ketua RT di Kelurahan Margasari, Relawan Kebencanaan SIKA, SIBA dan Katana Margasari, serta keterlibatan warga kelurahan Margasari. “Kami sangat mendukung dengan kegiatan CSR Pertamina yang melibatkan seluruh pihak masyarakat. Kami berharap ini bisa berkelanjutan dan ada kegiatan lain yang bisa kita kolaborasikan bersama,” ucap Kepala Seksi Tramtib Perwakilan Kecamatan Balikpapan Barat, Didik.

Acara pelatihan ini diisi dengan pemaparan materi awal mengenai High Capacity Fire Equipment (HCFE), fire ground, pengendalian kebakaran, jenis kebakaran serta cara penggunaan APAR. Selanjutnya peserta diajak praktik pemadaman api skala kecil yang berasal dari kompor atau tabung gas. Pemadaman dilakukan menggunakan kain basah dan APAR. Pertamina juga memberikan bantuan total 13 unit APAR.

Menurut narasumber pelatihan dari Fungsi HSSE Kilang Balikpapan, Annas Bachtiar, pelatihan pemadaman api skala kecil dan penggunaan APAR sangatlah penting karena warga tersebut bertempat tinggal di tengah permukiman padat. “Material bangunan yang sebagian besar kayu juga rawan akan bencana kebakaran. Penyebab kebakaran yang paling sering terjadi salah satunya adalah konsleting listrik. Yang terpenting adalah jika terjadi kebakaran, yang paling pertama bapak dan ibu harus memikirkan keselamatan diri sendiri. Tetap bersikap tenang dan jangan panik. Segera mencari pertolongan dan padamkan api dengan benar,” ujar dia.

Edukasi tanggap bencana guna mendukung Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) juga diimplementasikan di empat sekolah, yaitu SDN 003 dan SDN 004 Balikpapan Barat di Kelurahan Margasari serta SDN 009 dan SMPN 25 Balikpapan Barat di Baru Tengah. Kegiatan ini menggerakkan segala tingkat pekerja yang ada di sekolah, baik itu keamanan, penjaga kantin, pegawai, pengajar, kepala sekolah dan murid.

Dengan berbagai pelatihan, edukasi dan simulasi kesiapsiagaan bencana tersebut, masyarakat Balikpapan sudah dapat mengidentifikasi potensi dan pencegahan bencana. Mereka juga mampu mengoperasikan peralatan kecil dan besar untuk memadamkan api. “Masyarakat sudah dilatih untuk mengoperasikan nozzle dan menembakkan air secara langsung. Ibu rumah tangga juga turut melakukan praktik dan simulasi hydrant tersebut,” kata Dodi.

Selain fokus di Kampung Atas Air Margasari dan Baru Tengah, anggota Program KSB yang berjumlah 50 orang berperan aktif menjalankan fungsi sosialnya dalam penanganan pasca bencana di Kota Balikpapan. Tim KSB sigap membantu korban-korban kebakaran dalam proses penanganan bencana. KSB bekerjasama dengan fungsi terkait dalam mempercepat penanganan bencana.

Program KSB telah membantu perusahaan untuk mencapai tujuan SDGs yaitu tujuan 11 Kota dan pemukiman yang berkelanjutan, yaitu kota yang Tangguh bencana dan (ramah Lingkungan) dan layak huni; dan tujuan 13 Responsif perubahan iklim, yaitu Kota Tangguh perubahan iklim, kota dengan warga peka terhadap perubahan iklim. KPI menjalankan Peraturan Menteri Sosial Nomor 128 Tahun 2011 Tentang Kampung Siaga Bencana. Program ini juga turut serta melibatkan pemangku kepentingan lainnya untuk turut merencanakan program seperti Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Dalam rencana strategis kedepan program ini akan mengembangkan pendididkan kebencanaan dan menyebarluaskan keterampilannya penanggulangan terkait bencana mencakup bencana iklim,” jelas Dodi.

Atas jerih payah ini, kilang Balikpapan meraih beberapa penghargaan. Terakhir, di ajang Nusantara CSR Award 2024 untuk kategori Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan melalui Program KSB.