JAKARTA – Menuju G20 Summit, Forum Energy Transition Working Group (ETWG) Indonesia G20 2022 dan T20 Indonesia menyelenggarakan rangkaian seminar yang bertajuk “Unlocking Innovative Financing Schemes and Islamic Finance to Accelerate a Just Energy Transition in Emerging Economies”, Kamis(28/7).
Tiga isu utama dalam transisi energi yang menjadi perhatian, yaitu aksesibilitas, teknologi dan pembiayaan. Sebelum G20 Summit pada bulan November nanti, ETWG diharapkan mampu menemukan terobosan dalam hal teknologi dan pembiayaan serta mendiskusikan model terbaik untuk mobilisasi pembiayaan publik dan swasta pada energi terbarukan.
Yudo D Priaadi, Ketua Forum ETWG, yang hadir dalam seminar menekankan bahwa membuka dan menangkap peluang pembiayaan akan sangat penting bagi Indonesia dalam melebarkan aksesibilitas dan inklusivitas demi terciptanya transisi energi yang berkelanjutan.
Merespon hal tersebut, Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen mempromosikan keuangan berkelanjutan untuk memastikan kelancaran transisi menuju ekonomi rendah karbon.
“OJK mendukung pemerintah mewujudkan komitmen dalam Kesepakatan Paris menuju Net Zero Emission pada 2050 dengan menerbitkan sejumlah roadmap pembiayaan berkelanjutan sejak 2015 dan tahap kedua yang akan diselesaikan pada periode 2021-2025,” ujarnya.
Sementara itu Ma’aruf Amin, Wakil Presiden Republik Indonesia, mengungkapkan pembiayaan berkelanjutan di Indonesia dapat dilakukan berdampingan dengan pembiayaan syariah. Kaidah syariah menjunjung pelestarian bumi dan kemaslahatan manusia. Sehingga, pembiayaan Islamik berpotensi tinggi untuk mendanai Energi Baru Terbarukan (EBT), misalnya lewat wakaf, sukuk dan bonds.
”Inovasi dan promosi sukuk perlu ditingkatkan agar ketertarikan masyarakat terhadap transisi energi semakin tinggi,” ujarnya.
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menyepakati bahwa sukuk wakaf dapat dijadikan alternatif yang baik dalam mencapai target transisi energi.
Dari sisi kerangka kerja, beliau mengungkapkan bahwa prioritas transisi energi diakomodasi lewat Energy Transition Mechanism (ETM) yang telah diluncurkan sejak tahun lalu. ETM merupakan kerangka kerja penyediaan pembiayaan yang diperlukan dalam mempercepat transisi energi nasional dengan memobilisasi sumber pendanaan komersial maupun non-komersial secara berkelanjutan. Platform ini juga memungkinkan peningkatan infrastruktur energi Indonesia dan mempercepat transisi energi bersih menuju NZE dengan cara adil dan terjangkau.
Anna Skarbek, CEO Climateworks Centre, yang menjadi mitra penyelenggara seminar ini, menambahkan momentum pembiayaan transisi energi di Indonesia sudah ada dan terlihat.
“ETM Platform di bawah Kementerian Keuangan melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan Asian Development Bank (ADB) merupakan contoh nyata bahwa negara ini sudah mengambil langkah-langkah untuk dapat menarik lebih banyak investasi dan menciptakan berbagai skema peluang pendanaan untuk transisi energi,” ujarnya.
Rangkaian seminar ini terselenggara oleh ETWG Indonesia G20 2022 dan T20 Indonesia, berkolaborasi dengan Centre For Policy Development (CPD) Australia, Climateworks Centre, International Institute for Sustainable Development (IISD), Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID), dan the Institute for Essential Services Reform (IESR), serta didukung oleh Asia Investor Group on Climate Change (AIGCC). (RA)
Komentar Terbaru