JAKARTA – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), membukukan pendapatan sebesar US$426 juta, meningkat sebesar 4% dibandung periode yang sama 2023. EBITDA juga tumbuh 8% YoY menjadi US$80 juta yang didorong oleh peningkatan pendapatan dari ekspansi strategis dan pengendalian biaya yang lebih baik, yang juga meningkatkan margin EBITDA dari 20,8% di Q1 2023 menjadi 21,6% di Q1 2024.

Delta Dunia juga berhasil mempertahankan manajemen keuangan yang bijaksana, mencapai penurunan biaya operasional sebesar 9% dari US$24 juta pada kuartal I 2023 menjadi US$22 juta pada kuartal I 2024. Demikian pula, laba operasional mencapai US$16 juta, menunjukkan peningkatan 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Manajemen Delta Dunia dalam laporannya, Selasa (25/6), menyebut bahwa dengan mengesampingkan kerugian selisih kurs (forex translation loss), laba bersih tetap stabil dan sebanding dengan tahun sebelumnya, mencerminkan kinerja keuangan yang konsisten pada kuartal I 2024. Delta Dunia melaporkan rugi bersih sebesar US$19 juta, yang lebih tinggi US$18 juta dibandingkan periode yang sama pada 2023. Hal ini terutama disebabkan oleh kerugian selisih kurs sebesar US$17 juta akibat depresiasi Rupiah Indonesia (IDR) dan Dolar Australia (AUD).

Delta Dunia juga melaporkan bahwa belanja modal (Capex) meningkat 80% YoY menjadi US$40 juta, didorong oleh peningkatan produksi (ramp-up) untuk pelanggan yang sedang berjalan serta biaya capex untuk perbaikan dan pemeliharaan (repair & maintenance). Peningkatan ini masih sesuai dengan kisaran panduan setahun Delta Dunia sebesar US$150 juta hingga US$190 juta. Seiring dengan ekspansi operasional, pengendalian ketat terhadap capex tetap menjadi fokus utama, mencerminkan komitmen Delta Dunia terhadap praktik manajemen keuangan yang hati-hati.

Delta Dunia secara strategis memprioritaskan pelanggan berkualitas tinggi, yang dipertegas dengan keberhasilan perpanjangan kontrak dengan Blackwater Operations Pty Ltd, anak perusahaan Whitehaven Coal Mining Limited, untuk jasa pertambangan  pre-strip di Tambang Blackwater, Australia, untuk 2 tahun tambahan. Pendekatan aktif dengan beberapa klien lain untuk menyelesaikan negosiasi kontrak menegaskan komitmen kami terhadap hubungan jangka panjang dan perluasan basis pelanggan. Pendekatan ini tidak hanya memastikan aliran pendapatan yang stabil, tetapi juga memperkuat reputasi Grup di industri.

Selain itu, Delta Dunia terus melakukan diversifikasi secara geografis dan ke dalam future-facing commodities dengan mengakuisisi Atlantic Carbon Group, Inc. (ACG), produsen antrasit terbesar kedua di Amerika Serikat yang mengoperasikan empat tambang antrasit berkadar sangat tinggi (Ultra-High-Grade/UHG Anthracite) di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Akuisisi Atlantic Carbon, yang diharapkan selesai pada Juni 2024, menandai tonggak penting bagi Delta Dunia dalam berekspansi dari penyedia jasa pertambangan menjadi pemilik tambang global, serta mengakselerasi perwujudan komitmen untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan dari batu bara termal. Yang tidak kalah penting, akuisisi ini menempatkan Grup sebagai pemain kunci di pasar global UHG antrasit, yang krusial untuk produksi baja rendah karbon (low carbon steel).

Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia Group, mengatakan dalam menghadapi tantangan dan peluang, Delta Dunia telah menunjukkan ketangguhan dan wawasan strategis dalam mempertahankan momentum pertumbuhan.

“Dengan memprioritaskan kemitraan berkualitas tinggi dan berekspansi ke wilayah dan komoditas baru, kami terus memperkuat posisi di industri sambil terus melangkah menuju tujuan jangka panjang dan memitigasi potensi risiko-risiko yang berada di luar kendali perusahaan, ” kata Dian.

Delta Dunia Makmur merupakan perusahaan induk dari PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia), PT Bukit Makmur Internasional (BUMA International), PT Bukit Teknologi Digital (BTech), dan PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU),(AT)