BALIKPAPAN– Mengenakan kemeja panjang warna putih dan celana panjang hitam, Duto Ageng Raharjo (22 tahun), bersama 29 kawannya, sesama lulusan SMA-SMK tampak serius memperhatikan penjelasan instruktur dari Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Kamis (28/12) siang itu. Duto, lulusan SMAN 8 Balikpapan yang tinggal di Kelurahan Pandansari, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan adalah salah satu peserta yang tengah dididik untuk tenaga siap pakai untuk bidang pengelasan (welder) proyek kilang minyak (refinery development masterplan program/RDMP) Unit V Balikpapan.
Duto tertarik mengikuti pelatihan las (welder) setelah mendapatkan informasi dari pihak kelurahan melalui RT/RW. Apalagi, Duto sudah dua tahun menganggur dan tidak melanjutkan kuliah. “Pemberitahuannya awal November lalu. Saya manfaatkan kesempatan ini, belajar welder untuk proyek kilang Pertamina di Balikpapan,” ujar Duto dalam perbicangan dengan Dunia-Energi.
Duta. Belajar Mengelas
Kegiatan pelatihan las bagi 30 siswa alumni SMA-SMK di Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Latihan Kerja (BLK) Balikpapan itu berlangsung selama 72 hari. Duto mengaku, kegiatan tersebut dimulai pada 18 Desember 2017. “Selama empat hari, kami mengikuti pelatihan kedisiplinan dari Koramil Balikpapan Tengah, setelah itu baru mengikuti kegiatan pelatihan teori di sini (BLK),” jelas anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Dia mengaku tak memiliki pengalaman sama sekali dalam dunia pengelasan. Apalagi, dia adalah seorang tamatan SMA bidang Ilmu Pengetahuan Sosial. Kendati begitu, dengan bantuan instruktur dari BLK, para peserta pelatihan welder dapat memperoleh keterampilan yang dipersyaratkan sebelum gabung bersama untuk konstruksi proyek RDMP Balikpapan.
“Mudah-mudahan saya dan teman-teman dapat memahami dengan cepat pelatihan ini. Instruktur di BLK juga baik dalam memberikan ilmunya. Pelatihan ini pun gratis” kata Duto yang ditunjuk sebagai ketua kelas pelatihan welder.
Pemberian teori pengelasan oleh instruktur BLKI Balikpapan
Suharsono, Kepala BLKI Balikpapan, menjelaskan pelatihan untuk tenaga welder ini merupakan kerja sama PT Pertamina (Persero) dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Pada batch 1 ada 30 siswa bergabung di BLKI. Ke depan, peserta pelatihan akan bertambah sesuai batch. Namun, jumlah peserta yang dilatih tidak akan mencapai 5.000 orang. “Mungkin akan dibagi ke sejumlah BLKI di Kaltim. Selain di Balikpapan, BLKI Kaltim kan antara lain ada di Bontang dan Samarinda,” ujarnya.
Peserta pelatihan welder batch 1, menurut Suharsono, akan belajar selama 72 hari. Sebanyak 20 persen adalah teori dan 80 persen sisanya kegiatan praktik. “Setelah selesai mengikuti pelatihan, para peserta akan dapat sertifikat pelatihan. Setelah itu nanti ada sertifikasi oleh pihak ESDM untuk tenaga welder,” katanya.
Suharsono menyebutkan, materi pelatihan welder di BLK seluas tersebut terdiri atas pengenalan teknologi pengelasan (Welding Technology Introduction). Ini terdiri atas pengelasan fillet dan pengelasan groove, jenis-jenis sambungan dasar (Basic Type of joint), persiapan sambungan las, posisi pengelasan (Welding Position), klasifikasi proses pengelasan logam, parameter pengelasan, dan dasar teknologi pengelasan.
“Mereka juga belajar code pengelasan yang berkaitan dnegan standar, yaitu Ameirka atau Eropa dan proses pengelasan (welding process) seperti gas tungesten arc welding(GTAW), tipe pengelasan (welding type ), set-up welding power source, set-up welding parameter, persiapan sambungan las, pengaturan/pemilihan jenis arus las, pengujian hasil las, pengetahuan tentang las elektroda las, keselamatan kerja , dan pengetahuan tentang jenis jenis gas pelindung CO,CO2, Argon, dan lain-lain,” katanya.
Suharsono menambahkan, peserta pelatihan welder juga akan memperoleh pengtahuan bahan teknik seperti pengetahuan logam ferrous dan logam non-ferrous, sifat mampu las dari logam (Weld-ability of materials), sifat-sifat logam secara umum, perubahan struktur mikro pada sambungan las (HAZ), serta metalurgi las dan perlakuan panas (Heat treatment) logam las.
Keselamatan kerja di bidang pengelasan juga jadi perhatian BLK. Hal ini diberikan lewat materi teori dan praktik mengenai identifikasi bahaya kelistrikan, bahaya sumber gas (fume), bahaya ledakan, spatter, dan sinar ultarviolet, confine space, dan personal protection equipment, serta ergonomic of welding.
“Pada tahap akhir, kami berharap peserta mendapatkan kemampuan welder di level 6G. Tahap awal mungkin sesuai proses pelatihan, kemampuan welder dimulai dari 1G, 2G,3G..dan seterusnya,” katanya.
Peserta pelatihan belajar mengelas di BLKI Balikpapan
Suharsono menyebutkan, agar kegiatan pelatihan terkoordinasi dengan baik, kegiatan pelatihan akan direalisasikan melalui Nota Kesepahaman (MoU) antara Pertamina, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, tentang Kerja Sama Program Pelatihan Calon Tenaga Kerja Proyek Perluasan Kilang Minyak Pertamina Balikpapan yang di Balikapan, Kalimantan Timur pada 5 Januari 2018.
Yudi Nugraha, Region Manager Communication and CSR Pertamina Kalimantan, mengatakan pelatihan tersebut difokuskan bagi masyarakat di sekitar area proyek yang akan dilatih dalam tiga bidang khusus yang relevan.
“Para calon pekerja yang berasal dari masyarakat sekitar area proyek akan dilatih dengan bidang khusus yang relevan dengan proyek yakni terkait penerapan HSSE (health, safety, security, environtment), pendukung proyek seperti welder dan yang terkait dengan keahlian instrument,” katanya.
Total kebutuhan tenaga kerja proyek RDMP Balikpapan mencapai 25.000 orang yang terdiri atas tenaga kerja pendukung seperti tenaga angkat, tenaga gali, supir, office boy, dan cleaning service sebanyak 10.000 orang dan kebutuhan tenaga kerja terlatih sebanyak 15.000 orang.
Dari kebutuhan tenaga kerja terlatih itu, sebanyak 5.000 di antaranya dididik Pertamina dan 10.000 lainnya dipasok oleh kontraktor yang mengerjakan pekerjaan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC).
Pertamina membagi program pelatihan menjadi tiga kelompok yakni tenaga HSSE seperti safetyman, safety inspector, dan first aider dengan durasi pelatihan selama enam hari. Kelompok kedua adalah tenaga terlatih bersertifikasi seperti welder, instrument, electrical, pipe fitter dengan durasi pelatihan selama 60 hari. Serta, kelompok ketiga adalah tenaga terlatih bidang khusus seperti intrumentation, electrical, structure/piping, dan civil/building selama 12 hari.
“Pelatihan dapat menggunakan fasilitas di lima balai latihan kerja (BLK) milik Kementerian Ketenagakerjaan di Kaltim dan bisa pula ditambah BLK di wilayah Kalimantan lainnya. Total BLK di Kalimantan ada 35 unit. Lima BLK di Kaltim berkapasitas 6.300 orang per tahun yang berlokasi di Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kota Bontang. Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Paser,” ujarnya.
Yudi menambahkan pelatihan keahlian yang didapat dapat menjadi bekal berharga bagi penerima.manfaat, bahkan setelah proyek RDMP Pertamina selesai, karena mereka sudah menjadi tenaga kerja siap pakai bersertifikat.
RDMP V Balikpapan bernilai investasi hingga US$ 5 miliar bertujuan meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi dengan meningkatkan produksi BBM dan non-BBM, meningkatkan kualitas produk BBM dari Euro II menjadi Euro V, dan nilai ekonomi kilang Pertamina.
Setelah RDMP, kapasitas pengolahan RU V Balikpapan akan bertambah 100.000 barel minyak mentah per hari atau naik 38 persen dari sebelumnya 260.000 barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari. RDMP Balikpapan juga akan menambah produksi gasoline hingga 38 persen atau 100.000 barel per hari yang sekaligus mengurangi impor hingga 20 persen.
Selain itu, produk solar bertambah 23 persen atau 30.000 barel per hari yang sekaligus mengurangi porsi impor 17 persen, LPG bertambah hingga 800 persen atau 930.000 ton per hari, dan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230.000 ton per tahun.
RDMP Balikpapan merupakan satu dari enam megaproyek kilang yang akan dijalankan Pertamina. Keenam megaproyek kilang itu terdiri atas empat proyek perluasan (RDMP) dan dua proyek pembangunan baru (grass root refinery/GRR). (DR)
Komentar Terbaru