JAKARTA – Pemerintah menargetkan proyek gas Abadi Blok Masela, Maluku bisa memulai pengerjaan fisik pada 2022. Arifin Tasrif, Menteri ESDM, mengatakan hingga kini beberapa proses persiapan sebelum konstruksi sedang dilakukan. Sebelum memulai konstruksi Final Investment Decission (FID) atau keputusan akhir nilai investasi harus dirampungkan terlebih dulu.
Beberapa proses persiapan dilalukan secara paralel, termasuk pembahasan Front End Engineering Design (FEED) yang juga akan menentukan FID nantinya. “Mudah mudahan pada 2022 bisa segera konstruksi. FID kan sudah jalan. Jadi tinggal EPC-nya,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (25/11).
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menargetkan agar gas Masela mulai menyembur pada 2027. Ini lebih cepat dibanding kesanggupan yang disampaikan Inpex Masela Ltd, anak usaha Inpex Corporation perusahaan Jepang yang menjadi operator Bok Masela.
Proyek Masela merupakan proyek gas terbesar yang pernah dikerjakan di Indonesia dengan total investasi antara US$18 miliar–US$20 miliar proyek ini ditargetkan rampung pada 2027. Untuk itu ketepatan waktu saat proses pengadaan lahan sangat penting.
Ada empat fasilitas utama yang akan dibangun Inpex. Pertama, pembangunan dan pengoperasian sumur gas bawah laut dan fasilitas SURF (Subsea Umbilicals, Risers and Flowlines) di lepas pantai Arafura. Kedua, pembangunan FPSO (Floating Production, Storage and Offloading Facilities) atau fasilitas pengolahan di lepas pantai Arafura. Fasilitas ketiga yang dibangun adalah GEP (Gas Export Pipeline) atau pipa gas bawah laut dari FPSO ke GRF (Gas Receiving Facility) atau fasilitas penerima gas di darat. Terakhir, fasilitas Kilang OLNG (Onshore Liquefied Natural Gas) di darat.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengatakan saat ini lelang FEES tengah dilakukan. Setelah selesai SKK Migas bersama Inpex baru akan membahas berbagai kebutuhan lain dalam pembangunan fasilitas, termasuk pusat logistik.
Dalam pusat logistik tersebut beberapa syarat harus dipenuhi, termasuk sarana sarana logistik dan transportasi. “Review dulu, desainnya kan belum selesai. Nanti kalau desain selesai, kecocokan apa yang dibutuhkan kan selesai,” kata Dwi.(RI)
Komentar Terbaru