JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) bersama BBPSI Mektan mengadakan uji kinerja lapang traktor roda dua menggunakan bahan bakar campuran biodiesel dan minyak solar atau B40. Bahan bakar B40 merupakan campuran minyak solar dengan 40% biodiesel atau bahan bakar nabati (BBN) yang berbasis sawit.
Uji kinerja lapang traktor roda dua ini merupakan salah satu rangkaian uji penggunaan bahan bakar B40 pada sektor Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) yang dikooordinatori oleh Direktorat Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) dan didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDBPKS).
Uji kinerja lapang ini melibatkan engine maker yaitu PT Yanmar Diesel Indonesia, PT Kubota Indonesia, dan PT Tri Ratna Diesel Indonesia. Serta bahan bakar uji di support oleh PT Pertamina (Persero) dan Aprobi. Kegiatan diawali dengan pembukaan dan pemaparan tentang persiapan uji kinerja lapang, dilanjutkan dengan menyaksikan bersama uji kinerja lapang traktor roda di area uji persawahan IP2TP Muara Bogor, Jawa Barat.
Mustafid Gunawan, Kepala LEMIGAS, mengungkapkan pada uji kali ini BBPMGB LEMIGAS dengan berbagai pengalamannya berperan sebagai pelaksana pengujian.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan 2 traktor roda dua dengan 2 merk yang berbeda. “Parameter pengujian yang dilakukan meliputi kecepatan membajak, kedalaman membajak, konsumsi bahan bakar, dan sebagainya,” ungkap Mustafid di Jakarta, Selasa (4/6).
Lebih lanjut, Mustafid menuturkan setelah uji kinerja lapang dilakukan, selanjutnya mesin traktor akan dikirim ke masing-masing pabrikan untuk dilakukan uji ketahanan selama 1.000 jam. “Hal ini untuk menguji kinerja B40 terhadap mesin traktor”, kata Musfafid.
Pemerintah bertekad untuk terus meningkatkan penggunaan biodiesel untuk bahan bakar. Saat ini program yang dijalankan masih B35 atau mencampur biodiesel sebanyak 35% dengan solar.
Kementerian ESDM telah menetapkan kuota penyaluran biodiesel B35, yaitu campuran Solar dengan 35% BBN berbasis minyak kelapa sawit, sebesar 13,41 juta kiloliter (kl) untuk tahun 2024. Penetapan kuota tersebut didasarkan pada kesuksesan penyaluran B35 sepanjang tahun sebelumnya yang mencapai 12,15 juta kl. (RI)
Komentar Terbaru