JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan berbagai inovasi di bidang energi untuk menjawab tantangan global. Salah satunya melalui dukungan terhadap gelaran hackathon virtual yang pertama kali diselenggarakan oleh New Energy Nexus Indonesia. Mengusung tema energi pintar dan terbarukan, acara tersebut dirancang khusus untuk mengidentifikasi inovasi-inovasi energi pintar dan terbarukan demi membantu Indonesia beradaptasi dengan masa depan. Fokus yang diambil dalam kompetisi kali ini seputar bidang kesehatan dan produktivitas masyarakat.
“Di tengah menghadapi tantangan perubahan zaman termasuk kehadiran Covid-19, kita harus mampu mengatasi segala kemungkinan. Untuk itu, penemuan-penemuan ide kreatif dari anak muda bisa menjadi oase dalam pengembangan energi baru dan terbarukan,” kata Saleh Abrrahman, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Kementerian ESDM, akhir pekan lalu.
Saleh menekankan sisi penyediaan (supply) energi bisa menjadi pertimbangan penting dalam menggali ide tersebut. Apalagi saat ini pemerintah memiliki target bauran EBT sebesar 23% pada 2025.
Diyanto Omam, Direktur Program New Energy Nexus Indonesi,a mengungkapkan visi yang sama dalam mempercepat pemanfaataan EBT. Ia berharap EBT menjadi tulang punggung dalam menopang perekonomian nasional di masa mendatang.
“Kami memiliki visi untuk mendorong terbentuknya perekonomian berbasis energi bersih dan terbarukan yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat. Visi ini kami upayakan bisa terwujud melalui misi berupa dukungan kepada wirausaha dan start up untuk berinovasi dan melahirkan ide teknologi dalam memanfaatkan EBT untuk kesejahteraan Indonesia,” ujar Diyanto.
Pada gelaran ini, ide Microlab Lab berbasis digital smart microgrid controller menyita perhatian para dewan juri. Ide ini merupakan solusi manajemen energi baru terbarukan untuk optimasi Cost of Energy pada daerah 3T. Microlab Lab diusung oleh Christopher Kennard dan tiga temannya ini akhirnya terpilih sebagai pemenang pertama pada Hackaton Energy Nexus Indonesia.
Selanjutnya ada E-rice dengan solusi perangkat pertanian berkelanjutan berbasis metode intensifikasi, terpilih menjadi Runner Up pertama, diikuti oleh Semesta Energi Services, dengan solusi laboratorium PCR serta pusat vaksinasi keliling bertenaga surya. Ketiga pemenang ini masing-masing akan mendapat hadiah sebesar Rp50 juta bagi pemenang pertama, Rp30 juta bagi runner up pertama, dan Rp15 juta bagi runner up kedua.
Kompetisi ini sendiri pendaftarannya dibuka sejak 24 September 2020. Sepuluh tim dengan ide terbaik telah diumumkan tanggal 11 November lalu. Tujuh diantaranya memiliki fokus ide seputar peningkatan produktivitas masyarakat, dan 3 tim lainnya mengusung ide energi terbarukan untuk meretas tantangan-tantangan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Sepuluh tim teratas ini mempresentasikan konsep dari solusi yang diusung secara virtual, yang juga ditayangkan Live melalui kanal Youtube New Energy Nexus Indonesia.
New Energy Nexus sebelumnya pernah mengadakan hackathon di berbagai belahan dunia, salah satunya di Korea Selatan dengan tajuk LGChem. Kegiatan tersebut berkolaborasi dengan LG, Hyundai dan Kia, serta Smart Energy Hackathon di Thailand. Hackathon [RE]energize Indonesia juga menandai tahun kedua perjalanan New Energy Nexus di Indonesia dengan ikut membangun ekosistem start up energi terbarukan yang inklusif.
Sampai saat ini, New Energy Nexus telah menyelesaikan empat angkatan program inkubasi dan membimbing lebih dari 20 start up energi terbarukan yang mengasah strategi para pebisnis dan inovator.
New Energy Nexus adalah organisasi internasional yang berupaya untuk ikut membangun ekonomi dunia yang berlandaskan energi terbarukan. Untuk mencapai tujuan ini, Nexus mendukung beragam wirausaha energi bersih melalui pendanaan, program akselerator, dan jaringan. mereka memulai program kami di California, Amerika Serikat, dan sekarang telah beroperasi di New York, China, India, Asia Tenggara, dan Afrika Timur.(RI)
Komentar Terbaru