JAKARTA – Kementerian Perindustrian menegaskan bahwa Indonesia dan Siemens AG telah menjalin kolaborasi selama ini di berbagai sektor. Siemens telah berinvestasi di Indonesia dalam menyediakan teknologi dan produk dalam pengembangan ekosistem energi baru dan terbarukan (EBT) di tanah air. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah Indonesia dalam menuju target emisi nol bersih (net zero emission/NZE) pada 2060.
Sopar Halomoan Sirait, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, mengapresiasi kegiatan Siemens Executive Summit 2024 yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan. Menurutnya, para stakeholder dapat berbagi pengalaman, ide, dan strategi untuk bersama-sama mencapai target emisi nol bersih (net zero emission/NZE) pada 2060.
“Kami berharap progres ini [kerja sama Indonesia dan Siemens] akan terus berlanjut dan mengembangkan berbagai potensi seperti tenaga kerja, peningkatan keahlian, R&D, kesehatan, utilitas, infrastruktur, dan teknologi masa depan,” kata Sopar saat mewakili Menteri Perindustrian dalam acara Siemens Executive Summit 2024 di Ayana Midplaza, Jakarta, Kamis (29/2/2024).
Siemens Indonesia Executive Summit 2024 berfokus pada teknologi transformasi digital dan berkelanjutan menuju target emisi nol bersih. Para peserta diundang untuk berdiskusi dengan para ahli Siemens Technology Vertical Expo untuk Pusat Data, Smart Urban termasuk Rumah Sakit Cerdas, Makanan dan Minuman, Pulp dan Kertas, Utilitas, dan Mineral.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan kemitraan Siemens Indonesia dan Swiss German University melalui transfer pengetahuan di bidang keamanan siber bagi industri oleh Head of Business of Digital Industries PT Siemens Indonesia Hong Lei dan Vice Rector for Academic Affairs of the Swiss German University (SGU) Leonard Rusli disaksikan oleh CEO Siemens AG Roland Busch, Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia Lamine Jendoubi, dan Head of People and Organization of PT Siemens Indonesia Sylviawati.
Siemens Indonesia memberikan hibah peranti lunak berupa Peranti Lunak Perencanaan dan Simulasi Sistem Tenaga Listrik Siemens PSS®E dan PSS®SINCAL kepada Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Institut Teknologi PLN. Bantuan ini diterima langsung oleh Dekan Fakultas Teknik UI Prof. Heri Hermansyah, Dekan Fakultas Teknik ITS Ketut Eddy Purnama, dan Rektor IT PLN Prof Iwa Garniwa.
Dia menjelaskan bahwa untuk mencapai target NZE 20609, Pemerintah berkomitmen untuk mengakselerasi pengembangan energi baru dan terbarukan baik dari surya, angin, geothermal, hidro, bioenergi, dan lainnya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah fokus dalam menangani isu perubahan iklim sehingga mendorong seluruh aktivitas perekonomian lebih ramah terhadap lingkungan, salah satunya melalui konversi energi fosil ke energi baru dan terbarukan.
Dalam kesempatan itu, Sopar juga menyampaikan perkembangan sektor manufaktur di tanah air. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja industri pengolahan nonmigas tercatat tumbuh 4,69 persen sepanjang 2023. Kinerja industri pengolahan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 yang tercatat sebesar 5,04 persen.
Sementara itu, pertumbuhan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE) kembali mencapai double digit pada 2023, yakni sebesar 10,70 persen (year on year/y-o-y) atau senilai Rp632,51 triliun.
Demikian juga dengan S&P Global mencatat Purchasing Manager’s Index atau PMI manufaktur Indonesia melanjutkan fase ekspansi ke posisi 52,9 pada Januari 2024. Menguat 0,7 poin dari posisi Desember 2023 di level 52,2.
Menurutnya, laju PMI tersebut menandai sektor manufaktur Indonesia terus membaik dan berada di zona ekspansi selama 29 bulan beruntun. Hal ini, kata dia, membuktikan kebijakan Kementerian Perindustrian selama ini sudah sangat efektif dalam mendongkrak pertumbuhan industri.
Roland Busch, President and CEO, Siemens AG, menjelaskan bahwa Siemens telah membuktikan mampu membawa teknologi artificial intelligence (AI) ke dunia nyata untuk memberikan dampak positif untuk menghasilkan segala sesuatu menjadi lebih baik, lebih cepat, dengan menggunakan lebih sedikit sumber daya. Keseluruhan ide Siemens dalam penggunaan teknologi AI adalah membantu seluruh proses menjadi lebih baik, lebih cepat, dan lebih efisien.
“Itulah keseluruhan idenya. Jadi, singkatnya, apa idenya? Idenya adalah Anda mulai membangun kembaran digital [digital twin] dari apa pun yang Anda operasikan. Bisa jadi situs manufaktur, bisa jadi digital dari tubuh manusia, bisa jadi kembaran digital dari rumah sakit atau jaringan listrik. Dan kemudian Anda akan mulai mengoptimalkannya sebelum membangunnya. Jika Anda benar-benar menyukainya, maka bangunlah,” kata Roland.
Dengan begitu, kata Roland, bakal menghemat biaya dan waktu serta proses pengerjaan bisa lebih akurat. “Dan kami memiliki pengalaman langsung, kami melakukannya untuk sisi manufaktur kami di China dan kami mencapai produktivitas ruang 20% lebih tinggi, 25% lebih sedikit energi, biaya, dan sebagainya,” katanya.(RA)
Komentar Terbaru