JAKARTA – Konsorsium pengembangan proyek minyak dan gas laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) yang dipimpin PT Chevron Pacific Indonesia yang juga operator IDD, kini sedang dalam tahap pembicaraan perubahan pengelolaan IDD bersama mitra. Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan pembicaraan intensif antara Chevron dengan mitra ditargetkan baru akan selesai pada tahun depan.
“Mungkin kalau dia (Chevron) deal, Januari baru dia laporkan ke kami (SKK Migas). Kira-kira Januari,” kata Fatar Yani ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (7/10).
Fatar Yani belum bisa memastikan apakah para kontraktor yang tergabung dalam konsorsium akan berubah atau tidak, termasuk posisi Chevron yang juga dikabarkan akan hengkang dari IDD.
“Saya tidak tahu mereka cari partner atau lagi cari mekanisme lain. Pokoknya bagaimana caranya itu biar jalan, entah itu pakai cara apa,” tukasnya.
Jika benar harus menunggu Januari maka hampir dipastikan proyek IDD kembali molor. Padahal proyek itu menjadi salah satu dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan bisa ada kemajuan berarti melalui persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) dari pemerintah pada tahun ini. Tapi revisi PoD dari Chevron tidak kunjung diserahkan. Padahal biaya diklaim telah diturunkan.
Perubahan lokasi serta desain platform signifikan menekan biaya pengembangan proyek IDD menjadi US$6 miliar. “Investasi US$6 miliar, sudah turun. Kami ganti desainnya. Kalau dulu ada dua (desain), sekarang ditaruh di flow water. Jadi sumurnya kami tarik ke shallow water platform,” kata Fatar Yani.
Proyek yang terdiri atas lapangan gas pada wilayah kerja eksplorasi Rapak dan Ganal di Selat Makassar tersebut telah dilakukan pembahasan mengenai keekonomian sejak 2008, namun sempat terhenti beberapa kali. IDD tahap pertama telah rampung dan berproduksi sejak Agustus 2016, yakni Lapangan Bangka.
Chevron sebelumnya menargetkan gas bisa menyembur dari proyek IDD tahap kedua dengan pengembangan Lapangan Gendalo dan Gehem pada periode 2023-2024. Proyek tersebut memiliki rencana kapasitas terpasang sebesar 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan 47 ribu barel kondensat per hari.
Kepemilikan saham Chevron pada proyek IDD sebesar 63%. Sisanya, dikuasai mitra usaha seperti Eni, Tip Top, Pertamina Hulu Energi, dan Mitra Muara Bakau.(RI)
Komentar Terbaru