PROBOLINGGO – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton unit 1 dan 2 masih menjadi andalan untuk penyediaan listrik di Jawa dan Bali. Demi menghasilkan harga jual listrik terjangkau PLTU Paiton menggunakan batu bara berkalori 4.500 Kcal.
Mustofa Abdillah, General Manager PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) UP Paiton 1 dan 2, mengatakan sejak 1993, Paiton unit 1 dan 2 telah mengalami transformasi penggunaan jenis batu bara.
Pada awalnya Paiton 1 dan 2 masih menggunakan batu bara dengan kalori 6.040 Kcal, tapi hanya bertahan satu tahun. Kemudian turun bertahap menjadi 5.600 Kcal, 5.300, 5.200, 5.100 lalu terakhir hingga 2017 menggunakan batu bara berkalori 5.000 Kcal.
“Awal 2018 sudah mulai menggunakan batu bara kalori 4.500 Kcal,” kata Mustofa ditemui di PLTU Paiton unit 1 dan 2, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (8/1).
Data PJB, anak usaha PT PLN (Persero), menyebutkan efisiensi yang dihasilkan dari penggunaan batu bara kalori 4.500 Kcal sejak 2018 sebesar Rp150 miliar.
Mustofa mengatakan, dengan menggunakan batu bara kalori 4.500 Kcal maka daya saing penjualan tenaga listrik unit 1 dan 2 menjadi lebih tinggi. Harga batu bara tentu lebih murah dan dampaknya ke harga jual listrik.
PLTU Paiton unit 1 dan 2 juga diminta untuk berproduksi dengan kapasitas tinggi. Hal itu membuat harga jual listrik semakin bisa ditekan. Bahkan, pada 2018 secara rata-rata listrik yang dihasilkan mencapai 82% dari total kapasitas listrik 2×400 megawatt (MW).
“Jadi mampu bersaing, kan sudah 25 tahun. Lebih efisien dan semakin murah. Semakin murah karena diminta beroperasi tinggi jadi makin efisien,” ungkap dia.
PLTU Paiton berada di salah satu kawasan seluas 140 hektar dan mulai beroperasi sejak 1993. PLTU Paiton Unit 1 dan 2 memberikan kontribusi pada sistem Jamali 500 kV sebesar 3,3%.
PLTU Paiton merupakan salah satu contoh PLTU dengan pengelolaan terbaik yang dibuktikan dengan banyaknya menerima penghargaan. Pada 2018 lalu, PLTU Paiton dikukuhkan sebagai fast-track power plant of the year pada ajang Asian Power Awards, untuk kategori Coal Power Project of The Year.
Beberapa inovasi yang telah dilakukan pada 2018 diantaranya, efisiensi energi, penurunan emisi dengan mengganti pola bukaan continuous blow down pada proses produksi tenaga listrik, efisiensi air, pemanfaatan dan pengelolaan limbah B3 dan Non-B3 serta pengelolaan lingkungan.(RI)
Komentar Terbaru