JAKARTA – PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN), perusahaan joint venture antara PT AlamTri Resources Indonesia Tbk (ADRO), Sarawak Energy Berhad, dan PT Kayan Patria Pratama, akan mulai mengebut konstruksi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk mulai pertengahan 2025. PLTA berkapasitas 1.375 Megawatt (MW) itu ditargetkan beroperasi komersial pada 2030.
YB Andhi Marjono, Direktur KHN, mengatakan seluruh produksi listrik PLTA Mentarang dialokasikan untuk smelter aluminium PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) di Kawasan Industri Hijau Indonesia.”Saat ini (progress proyek) masih di bawah 5%. Kami sedang persiapan untuk membangun terowongan utamanya,” ujar Andhi disela-sela acara buka puasa AlamTri Resources bersama media di Jakarta, Rabu (19/3).
Andhi mengungkapkan seluruh proses persiapan dan pengerjaan proyek PLTA Mentarang Induk ini menggunakan standar hydro power internasional. Selain untuk memenuhi aspek keamanan dan lingkungan, pemenuhan standar internasional ini sebagai bagian dari syarat memperoleh pendanaan. Project financing dari berbagai lembaga internasional tersebut ditargetkan sebesar US$3 miliar.
Dana tersebut akan digunakan untuk membangun bendungan hingga jaringan transmisi listrik dari PLTA ke smelter Adaro Minerals.
“Kami sedang berusaha untuk memenuhi semua persyaratan. Target kami financial closing bisa dilakukan pada Februari 2026,” ungkap Andhi.
Pada kesempatan yang sama, Dharma Djojonegoro, Presiden Direktur PT AlamTri Power, mengatakan pembangunan PLTA dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PTLS) akan menjadi fokus dari AlamTri di sektor energi terbarukan. Selain proyek PLTA Mentarang Induk, saat ini AlamTri Power sudah mengoperasikan PLTS untuk kegiatan operasional di Grup AlamTri.
Dharma menegaskan saat ini AlamTri masih fokus untuk menyelesaikan berbagai proyek eksisting di bisnis hilirisasi tambang maupun energi terbarukan.
“Kami fokus pada proyek yang sudah ada, karena besar-besar semua, miliar dolar. Kami mesti fokus eksekusi. Smelter, bendungan, itu semua kan kompleks, kami fokus ke situ dulu,” kata Dharma.
Sementara itu, Wito Krisnahadi, Direktur Adaro Minerals, mengungkapkan, Adaro Minerals tengah menyelesaikan proyek smelter aluminium tahap 1 yang ditargetkan mulai berkontribusi terhadap kinerja perusahaan pada 2026. “Namun tahun depan belum berkontribusi penuh, karena baru mulai pada September. Smelter baru berkontribusi penuh pada 2027, kata Wito.(AT)
Komentar Terbaru