“Proyek ini penting. Jawa Timur belakangan sudah teriak-teriak kekurangan gas, jadi dengan beroperasinya lapangan TSB tahap dua, melalui Floating Processing Unit Joko Tole ada tambahan kurang lebih 160 MMSCFD. Ini lumayan, bisa jadi penyangga pasokan gas di Jawa Timur,” kata Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (21/3).
Pekerjaan instalasi fasilitas bawah laut terkait pemasangan fasilitas control system dan tie-in sudah dimulai pada akhir 2018 dan selesai pada Maret 2019. Pekerjaan commissioning yang dilanjutkan dengan Start-Up telah mulai dilaksanakan pada periode awal Maret 2019. Produksi gas dari Lapangan Batur dan Sirasun ini telah dimulai sejak 10 Maret 2019.
Pemerintah mengklaim proyek fase II TSB ini dikerjakan tepat waktu. Selain itu, Jonan juga mengapresiasi penghematan yang berhasil dilakukan dalam proyek pembangunan fasilitas produksi bawah laut tersebut.
Biaya proyek senilai US$165 juta, atau menghemat US$49 juta atau mampu dihemat sebesar 22,8% dari yang disetujui dalam Authorization for Expenditure (AFE).
“Saya juga terima kasih, dari perencanaan awal US$214 juta ternyata yang dikeluarkan hanya US$165 juta. Pemerintah sangat mengapresiasi penghematan ini. Ini penting,” tegas Jonan.
Produksi gas dari Blok Kangean ditransportasikan melalui pipa East Java Gas Pipeline (EJGP), dengan konsumen gas di wilayah Jawa Timur. TSB Fase II merupakan pengembangan 4 sumur dan fasilitas bawah laut untuk produksi Lapangan Sirasun dan Batur yang akan tergabung pada TSB fase I. Sebanyak 3 sumur Sirasun dan 1 sumur Batur telah selesai dibor dengan baik pada kuartal II – kuartal IV 2018. (RI)
Komentar Terbaru