CIREBON– Industri minyak dan gas bumi nasional perlu menyiapkan strategi khusus untuk memasuki pintu gerbang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai Januari 2016 dengan penerapan kandungan local (local content) untuk melindungi industri migas nasional. Elan Biantoro, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan kandungan lokal tersebut adalah tender-tender lokal yang biasanya dipakai oleh sektor hulu migas, seperti untuk distribusi dan perawatan.
“Contoh sederhananya adalah penyedia truk atau mobil distribusi migas, biasanya memakai tender atau subkontraktor lokal agar tetap membawa keuntungan bagi masyarakat,” ujarnya.
Menurut Elan pada level ini SKK Migas akan membuat kebijakan, yaitu mengutamakan konten lokal untuk mudah melaksanakan tender atau penawaran. “Kami akan memberi nilai plus kepada konten lokal agar bisa bersaing dengan nantinya jika ada penawaran dari negara-negara tetangga atau lainnya. Jika tidak, akan berpengaruh juga pada perekonomian,” katanya.
Karena itu, sosialisasi sertifikasi selalu dilakukan untuk mempermudah proses administratif dari SKK Migas ke tender lokal.
“Untuk melindungi pekerja Indonesia dari pekerja asing yang masuk pada MEA, kami menerbitkan lembaga sertifikasi proteksi agar tenaga kerja kita tetap bertahan di Indonesia. Sebenarnya dengan adanya MEA tenaga kerja kita sangat teruji, buktinya yang menjelajah ke Amerika dan Timur Tengah juga banyak,” katanya.
Sertifikasi profesi juga akan diluaskan tidak hanya procurement (pengadaan barang dan jasa), tetapi meluas seperti public relations (PR), pemegang project, dan vendornya. Mekanisme sertifikasi posisi berbeda-beda memang tidak mudah, sedang disiapkan asesornya, khusus engineering, PR (kehumasan), keuangan akan didahulukan pada kuartal semester tahun depan karena kebutuhan yang pokok.
“Untuk yang unskill atau tidak membutuhkan kemampuan khusus, tetap akan diadakan sertifikasi agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak jika ada kebijakan efisiensi perusahaan,” katanya.
Elan menilai kemampua tenaga kerja Indonesia baik dan tidak kalah dengan yang lain, hanya masalah percaya diri dan kemampuan komunikasi yang harus ditingkatkan
Sinergi BUMN
Menteri BUMN Rini Soemarno memastikan perusahaan milik negara siap menghadapi implementasi MEA mulai 2016 asalkan mampu dan berhasil menjalin sinergi antar-BUMN, khususnya migas.
Rini mencontohkan PT Pertamina Gas, anak usaha PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) dapat bersinergi. Dalam hal ini Pertagas anak usaha Pertamina diakuisisi PGN. “Pengambilalihan Pertagas oleh PGN agar tidak saling berantem. Pertagas bangun pipa gas pada jalur dan lokasi yang sama dengan PGN. Ini harus disatukan saja supaya lebih efisien,” ujarnya seperti dikutip Antara.
Rini mencontohkan saat ini total panjang pipa distribusi gas PGN mencapai sekitar 6.000 kilometer jika disatukan dengan pipa distribusi Pertamina Gas yang saat ini 3.000 kilometer, akan mencapai sekitar 9.000 kilometer.
“Jika disinergikan, mungkin seluruh rumah di Indonesia bisa jadi sudah tersambung atau teraliri gas kota,” ujar Rini.
Di sektor logistik dan maritim, dia menggambarkan harus diintegrasikan kekuatan antara perusahaan-perusahaan pelayaran dan pengelola pelabuhan sehingga biaya logistik bisa lebih murah.
“Indonesia menguasai 60% ekonomi ASEAN. Jadi, dengan sinergi di semua sektor BUMN, optimalisasi perusahaan bisa tercipta hingga 10–20 kali lipat dari sebelumnya,” tegas Rini. (AT)
Komentar Terbaru