SIDOARJO – Kampung Ikan Asap di Desa Penatarsewu, Sidoarjo, Jawa Timur, binaan PT Pertamina Gas (Pertagas), tengah membudidayakan maggot dari BSF (Black Soldier Fly). Konsep zero waste dikembangkan masyarakat Penatarsewu dengan memanfaatkan sisa sampah perut ikan dari hasil produksi ikan asap mereka.
Jupri Untung, Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pengolahan Sampah Penatarsewu, mengatakan selama ini para perajin ikan asap belum optimal memanfaatkan sisa sampah perut ikan yang dihasilkan. Beberapa sisa limbah sebatas dimanfaatkan untuk pakan ikan lele.
“Padahal, sebagian besar petambak di Desa Penatarsewu justru membudidayakan ikan mujair yang tidak bisa diberi pakan sampah sisa perut ikan. Muncul ide untuk membudidayakan BSF, karena bisa untuk campuran pakan ikan mujair,” kata Jupri, Rabu (1/7).
Kondisi pandemi Covid-19 membuat masyarakat berpikir kreatif menghasilkan peluang bisnis baru. KSM Pengolahan Sampah yang sama-sama berada di bawah naungan BUMDES Sewu Barokah pun berinisiatif menggandeng kelompok pengelola Resto Apung untuk memanfaatkan sisa sampah mereka.
“Mereka mengolah ikan juga, dan sampah organiknya bisa kita manfaatkan juga untuk budidaya maggot BSF,” ungkap Jupri.
Didampingi Pertagas dan bekerja sama dengan Komunitas Koloni BSF Jambangan dari Surabaya, KSM Pengelola Sampah yang beranggotakan tujuh orang itu mulai membangun kandang budidaya BSF sejak April 2020. Saat ini, proses pembangunan kandang telah selesai. KSM Pengelolaan Sampah Penatar Sewu optimistis pihaknya mampu berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan desa dari bisnis yang akan dikelolanya.
Saat ini, kandang budidaya maggot BSF yang dibangun KSM Pengelolaan Sampah mampu menampung 30 kg sampah per minggu. Bahkan, sudah ada kelompok petambak ikan mujair yang siap menyerap hasil maggot yang akan diproduksi, yaitu Kelompok Tambak Lestari.
“Dari hasil perhitungan kami, pemanfaatan maggot BSF untuk campuran pakan ikan ini akan mengurangi biaya satu siklus panen hingga Rp 8 jutaan,” ujar Abdul Arid, Ketua BUMDes Sewu Barokah.
Penjualan maggot BSF ini juga diharapkan bisa memberi tambahan pendapatan seluruh anggota kelompok di bawah naungan BUMDes.
“Kalau seminggu bisa menghasilan 30 kg maggot, kita bisa ada tambahan hingga Rp. 1,8 juta sebulan,” tandas Abdul.(RA)
Komentar Terbaru