JAKARTA – Thorcon Power Indonesia masih menyelesaikan kajian yang di minta Pemerintah, terkait rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) berkapasitas 500 Megawatt (MW). Proyek senilai US$1,2 miliar atau setara dengan Rp 17 triliun ini akan menggunakan model desain struktur kapal dengan Panjang 174 meter dan lebar 66 meter, yang setara dengan tanker kelas Panamax. Menurut rencana akan di bangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal nomor 2 terbesar di Dunia. PLTT di targetkan akan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 10%.
“Insya Allah bulan Oktober 2022 (kajian) selesai sebagai bahan pertimbangan pemerintah untuk menjadikan Project ini proyek Strategis Nasional (PSN),” ungkap Bob S Effendi, COO Thorcon Power Idonesia, kepada Dunia Energi, Kamis(21/7).
Bob menambahkan bahwa Thorcon Power dan BRIN telah sepakat untuk bekerjasama dalam membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) experimental yang akan di tuangkan dalam perjanjian kerjasama.
PLTT Thorcon akan dibangun dalam bentuk Barge Mounted Power Plant (BMPP) atau pembangkit listrik di atas kapal tongkang, cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang mayoritas wilayahnya adalah kepulauan.
Thorcon Power akan mengembangkan PLTT di Indonesia sebagai Independent Power Producer (IPP) tanpa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan target harga jual listrik yang bersaing dengan pembangkit listrik batu bara.
Beberapa kajian yang akan di berikan antara lain survey penerimaan masyarakat dan program sosialisasi; kajian nuklir sebagai energi ramah lingkungan; kajian sistem keselamatan; feasibility study kelistrikan, grid study, survey tapak; kajian TKDN dan peta jalan industri nuklir; kajian ekologi dan daya dukung lingkungan pulau yang akan di pakai sebagai tapak; dan peta jalan implementasi PLTT.
Thorcon International selaku induk usaha Thorcon Power Indonesia juga telah menunjuk Empresarios Agrupados (EAI) konsultan perencana engineering yang bertugas untuk melakukan perencanaan desain, konstruksi, operasi sampai dekomisioing, dalam rangka persiapan pembangunan prototipe PLTT TMSR 500MW di Indonesia. EAI nantinya juga bertugas untuk melakukan kajian high level safety assessment terhadap dokumen keselamatan Thorcon yang akan didampingi oleh Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai salah satu syarat dalam memenuhi permintaan pemerintah Indonesia yang rencananya akan dimulai dalam waktu dekat ini.
“Selanjutnya, Thorcon baru saja menandatangani perjajian kerjasama dengan ITB untuk membangun laboratorium bahan bakar TMSR500 yang akan menjadi bagian dari pembangunan pabrik bahan bakar sehingga tercipta kemandirian energi. Laboratorium ini insya Allah akan ground breaking pada bulan September 2022,” kata Bob.(RA)
Komentar Terbaru