LUWUK– Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) SKK Migas, memanfaatkan limbah plastik anorganik untuk membangun rumah tahan gempa yang diperuntukkan bagi Rumah Pemberdayaan Ibu dan Anak (RPIA) Siboli di Desa Paisubololi, Kecamatan Batui Selatan, Banggai, Sulawesi Tengah. Rumah tahan gempa dengan luas bangunan sekitar 36m2 itu berada di Ring 1 area operasi JOB Tomori.
Atma Agus Hermawan, Community Development Officer JOB Tomori, menjelaskan inovasi pembuatan rumah tahan gempa tersebut mengingat wilayah Banggai kerap digoyang gempa bumi. Dinding rumah tahan gempa dibangun dari ecobrick atau sampah plastik yang telah dicacah dan dimasukkan dalam botol plastik sebagai wadahnya.
“Total dibutuhkan 780 kilogram sampah anorganik yang dimasukkan ke dalam 3.120 limbah botol plastik. Ini berfungsi sebagai pengganti dinding tembok atau papan yang selama ini menjadi pelapis atau sekat rumah,” ujar Atma di lokasi rumah tahan gempa RPIA Paisubololi, Rabu (19/10/2022).
Dia menjelaskan, limbah untuk pembuatan rumah tahan gempa memanfaatkan sampah plastik dari Bank Sampah Montolutusan di Desa Paisubololi. “Atap rumah menggunakan baja ringan. Kami sengaja melapis ekobrik dengan papan pelapis dinding untuk menghindari angin dan hujan,” ujar Atma.
Alwia Batukaon, Fasilitator Comdev JOB Tomori, menyatakan pembuatan rumah tahan gempa di RPIA merupakan implementasi JOB Tomori untuk pemberdayaan masyarakat sekitar yang dirintis sejak 2013.
“Program tersebut ditujukan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat khususnya ibu dan anak,” katanya.
Rumah tahan gempa yang dibangun JOB Tomori dibangun awal tahun ini dalam waktu satu bulan dan diresmikan pada 24 Maret 2022. Total luas lahan RPIA termasuk PAUD dan rumah tahan gempa mencapai 1.000 meter persegi.
Hingga kini, JOB Tomori telah membangun empat RPIA, masing-masing dua di Desa Siboli, satu di Desa Sinorang, dan satu di Bone Belantak. Seluruh status lahan RPIA milik pemerintah desa.
Alwia mengatakan rumah tahan gempa ini diperuntukkan bagi kegiatan literasi siswa sekolah baik PAUD, TK, SD maupun SMP yang dilengkapi dengan perpustakaan, komputer dan akses internet.
Adapun RPIA merupakan tempat mengembangkan kreativitas, kecerdasan, dan kompetensi dasar dengan melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran. Di RPIA anak-anak Desa Poisubololi belajar seni dan budaya, menari dan menyanyi.
Warga Poisubololi, yang sekitar 90% berasal dari Banggai Kepulauan, itu juga belajar membaca, dan belajar komputer.
Menurut Arfandy Djafar, Business Support Section Head JOB Tomori, pembangunan rumah tahan gempa dan RPIA termasuk dalam program pengembangan masyarakat (comdev) JOB Tomori bagi warga di sekitar wilayah operasi.
“Program comdev lainnya yang dilaksanakan tahun ini oleh JOB Tomori adalah pembangunan sarana air bersih di Desa Tombiobong yang dihuni Komunitas Adat Terasing Loinang, produk herbal dan bank sampah di Batui Selatan,” ujarnya. (DR)
Komentar Terbaru