LHOKSEUMAWE – Perta Arun Gas (PAG) secara rutin melatih kesigapan para pekerja dalam menghadapi kondisi bencana dan krisis. Salah satunya melalui kegiatan latihan tanggap darurat dengan _emergency drill_ saat pelepasan _Quick Connect & Disconnect Coupler (QCDC) Marine Loading Arms (MLA).

Hatim Ilwan, Corporate Secretary PAG, menjelaskan bahwa kegiatan bertujuan melatih kemampuan dan kesigapan para personel dalam berkoordinasi pada pelepasan Marine Loading Arms menggunakan fasilitas QCDC.

“Para personel dilatih kesiapsiagaannya jika terjadi kondisi membahayakan dalam proses bongkar (unloading)/pemuatan (reloading) LNG di Terminal PAG seperti kebocoran besar LNG, kebakaran/ledakan, cuaca ekstrim dan lain sebagainya yang mengharuskan kapal segera keluar,” ujar Hatim, Kamis(12/8).

Dia menekankan bahwa kegiatan ini sangat penting mengingat PAG sebagai satu-satunya perusahaan regasifikasi di wilayah Sumbagut dengan lokasi yang sangat strategis, di Kota Lhokseumawe, Aceh.
”Aspek keselamatan para pekerja menjadi prioritas. Selanjutnya para personel juga diwajibkan mampu mengelola manajemen krisis secara cepat dan tepat sasaran,” kata Hatim.

Skenario diawali kebocoran di _upstream_ HV-6820A menyusul terjadinya pecah flange sebagaimana dikabarkan oleh Jetty Operator ke Loading Master selaku penanggung jawab _unloading/reloading_ di kapal. Aksi cepat dan tepat dengan koordinasi ke pihak kapal LNG dan Regas control room untuk mengaktifkan _emergency shutdown_ agar kebocoron terhenti, dengan menyatakan _emergency declare_ melalui alarm darurat sirine.

Selanjutnya tim Regas Operator, Dock Crew, Agen dan Pandu/Pilot beserta harbor tug bergegas menuju kapal LNG yang sedang sandar untuk _unberthing_ sebagai penyelamatan kapal, _dock crew_ melepaskan QCDC setelah MLA dilakukan proses drain & purge dengan nitrogen. Fire Shift Supervisor, Fire Brigade dan Tim Medis meluncur ke lokasi, dan mempersiapkan peralatan.

“Pada saat drill, komunikasi lintas fungsi dengan _Emergency Channel_ terus dilakukan agar semua pihak dan fungsi terkait merespon cepat,“ ujar Hatim.

Proses drill berjalan dangan baik, aman dan lancar serta sesuai dengan target release/unberthing kapal dalam range waktu di bawah 15 menit.
Diakhir kegiatan, Technical & Operation Director PAG Yan Syukharial langsung memimpin rapat evaluasi emergency drill bersama tim manajemen, seluruh parties dan dihadiri juga oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran & Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Lhokseumawe selaku Otoritas Kepelabuhanan sebagai External Observer.

KSOP menyampaikan, _Emergency Drill_ telah dilaksanakan dengan sangat baik sesuai standar internasional.

“Berkat kerjasama yang baik dan respon seluruh tim emergency bersama pihak terkait, kejadian ini tidak berakibat fatal dan tidak sampai mengganggu operasional kilang,” ujar Hatim.(RA)