JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mematok target tinggi investasi hulu migas sepanjang tahun 2023. Bahkan SKK migas optimistis realisasinya bisa tumbuh signifikan ketimbang tahun lalu.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengungkapkan salah satu faktor yang jadi pemicu tingginya investasi adalah banyaknya kegiatan pemboran yang ditargetkan bisa terealisasi. “Kalau kita lihat biaya pemboran itu mendominasi kegiatan hulu migas. Tahun ini pemboran juga ditargetkan lebih banyak dari tahun lalu, jadi itu bisa mendorong investasi tumbuh,” kata Dwi dalam konferensi pers awal tahun 2023 di Jakarta (18/1).
Dwi menyatakan pencapaian investasi hulu migas nasional di tahun 2022 yang meningkat menunjukkan bahwa ada kepercayaan terhadap industri hulu migas nasional, bahwa industri ini akan terus berkelanjutan. “Untuk tahun 2023, target investasi hulu migas sebesar US$ 15,5 miliar atau meningkat 26% dibandingkan realisasi investasi 2022 lebih tinggi dibandingkatan peningkatan investasi global yang sebesar 6,5%”, ujar Dwi.
Tahun ini SKK Migas menargetkan pemboran sumur pengembangan sebanyak 991 sumur, lalu ada 813 kegiatan workover atau kerja ulang sumur serta 33.181 kegiatan reparasi sumur atau well service. Kemudian ada pemboran sumur eksplorasi mencapai 57 sumur.
SKK Migas mencatat realisasi investasi hulu migas di tahun 2022 tercatat tertinggi dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir sejak 2016, yakni mencapai US$ 12,3 miliar yang setara dengan Rp 182 triliun, lebih tinggi dibandingkan investasi di tahun 2021 yang sebesar US$ 10,9 miliar atau sebesar 113% dari target.
Kinerja investasi hulu migas nasional di tahun 2022 yang naik 13% dibandingkan tahun lalu juga tercatat lebih baik dibandingkan rata-rata kenaikan investasi global yang hanya naik sebesar 5%.
“Realisasi investasi hulu migas tahun 2022 yang merupakan tertinggi dalam 7 (tujuh) tahun terakhir sejak 2016 menunjukkan upaya meningkatkan iklim investasi sektor hulu migas telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan daya saing yang signifikan. Hal ini tentu tidak bisa lepas dari dukungan yang diberikan oleh Pemerintah, baik dalam bentuk insentif maupun kemudahan-kemudahan lainnya. Kami juga lebih aktif melakukan jemput bola, melakukan promosi dan tidak menunggu investor datang”, kata Dwi. (RI)
Komentar Terbaru