JAKARTA – Proyek Masela resmi bergulir dengan setelah Pemerintah Indonesia memberikan persetujuan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) kepada Inpex Masela Ltd selaku operator blok Masela yang disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Investasi pembangunan fasilitas produksi gas Masela berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) diperkirakan mencapai US$ 19,8 miliar.
Takayuki Ueda, Direktur Utama Inpex Corporation, menyatakan proyek Masela merupakan salah satu proyek prioritas perusahaan untuk itu skema pendanaan akan ditentukan berdasarkan pertimbangan matang.
Pada pertimbangan awal ini perusahaan mengkaji untuk menggunakan pendanaan internal , sementara untuk membangun fasilitas pengolahan dan produksi LNG, pembangunannya akan didukung dari pinjaman dengan skema Trustee Borrowing Scheme (TBS).
“Fasilitas LNG atau untuk fasilitas energi di indonesia kita pikirkan dengan skema Trustee Borrowing Scheme, sebagian. Jadi uang sendiri sebagian lagi sebagian kecil dari segi LNG (OLNG) tadi dengan TBS,” kata Takayuki dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (16/7).
Dalam konsep pengembangan Masela nantinya dibangun dua fasilitas utama. Pertama adalah membangun fasilitas produksi penyimpanan dan bongkar muat gas terapung (Floating Production Storage Offloading/FSPO), yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan gas sementara dari sumur sebelum disalurkan ke kilang LNG.
Kedua adalah fasilitas pengolahan LNG atau kilang LNG di darat atau Onshore LNG (OLNG) Plant. Fasilitas kedua ini berfungsi menerima gas yang disalurkan melalui Gas Export Pipelines (GEP) atau pipa gas bawah laut. OLNG Plant sebagai pusat pengolahan gas yang akan memproduksi, menyimpan dan sebagai tempat bongkar muat LNG nantinya.
Inpex setelah mendapatkan kepastian PoD, akan mengerjakan Front End Engineering Design (FEED) yang diperkirakan baru bisa dimulai pada 2020.
Takayuki menjelaskan pengerjaan FEED sendiri bisa memakan waktu 2-3 tahun. Paralel dengan pengerjaan FEED, Inpex juga akan mengejar keputusan final investasi atau Final Investment Decision (FID) yang diperkirakan tercapai 3-4 tahun setelah PoD diberikan pemerintah.
Ketika Lapangan Abadi mulai beroperasi. proyek ini kata Takayuki akan menjadi sumber utama pasokan LNG yang stabil bagi Indonesia serta di kawasan Asia dan jepang dalam jangka panjang. Proyek ini akan memberikan kontribusi yang signifikan termasuk pembangunan kapasitas nasional Indonesia dan membawa efek berganda khususnya di kawasan timur.
“Kami yakin karakteristik Proyek yang berdasarkan revisi PoD ini sekarang cukup kompetitif dan keekonomiannya sangat masuk akal karena lapangan gas Abadi memiliki produktivitas reservoir yang sangat bagus dan salah satu lapangan dengan sumber gas terbesar di dunia, sehingga meningkatkan optimisme atas pengembangan blok yang efisien dan operasi produksi LNG yang stabil selama lebih dari 20 tahun ke depan,” ujarnya.
Akselerasi FID
Inpex menyadari bahwa pengerjaan Masela sangat krusial, terlebih juga terdapat beberapa proyek LNG yang diperkirakan akan mulai berproduksi dengan rentan waktu yang hampir sama dengan proyek Masela untuk itu persaingan untuk mendapatkan pembeli gas pasti akan sangat ketat. Untuk itu tidak menutup kemungkinan dilakukan percepatan proses pengerjaan proyek Masela terutama dari sisi FID.
Takayuki menyatakan bahwa manajemen akan membahas percepatan pengembangan Masela ini dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
“Kami tidak bisa sendiri, tapi perlu kolaborasi dengan SKK Migas sebagai regulator,” ujar dia.
Dengan telah mendapatkan PoD ini maka berbagai akselerasi memang dimungkinkan termasuk mencari buyer atau pembeli gas. Inpex menyatakan sangat terbuka terhadap berbagai potensi konsumen gas baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk luar negeri beberapa potensi konsumen banyak terdapat dari Jepang, Taiwan serta China. Targetnya pembeli gas Masela akan sudah ditetapkan sebelum mencapai FID.
“Dengan sudah approve PoD ini, kemungkinan lebuh mudah cari buyer. Kami akan cari pembeli gas sebelum FID,” kata Takayuki. (RI)
Komentar Terbaru