JAKARTA – Pembinaan UMKM jadi salah satu syarat wajib bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam menjalankan kegiatan operasi dan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Termasuk oleh oleh Pertamina saat mengambil alih pengelolaan blok Rokan. Inovasi pengembangan UMKM yang dilakukan Pertamina Hulu Rokan (PHR) terbilang cukup menarik karena membuat sistem klaster pembinaan.

Winda Damelia, Sr. Analyst Social Performance PHR, menceritakan ada sistem klaster merupakan inovasi PHR ketika masuk menjadi operator di wilayah blok Rokan dalam mengembangkan UMKM yang dulu sempat dibina oleh operator sebelumnya.

Ada tiga klaster UMKM yang dibina PHR di wilayah Regional 1 Sumatera yaitu klaster Sekolah Menengah Kejuruan (SMK/Vokasi), pergurunan tinggi serta klaster ibu-ibu. Keterlibatan sekolah vokasi tidak lepas dari status provinsi Riau sebagai pemerintah daerah yang mendorong pendidikan vokasi di wilayahnya.

Keterlibatan SMK dan perguruan tinggi ini tidak hanya sebatas memproduksi berbagai produk olahan makanan dan barang tapi juga berperan dalam ikut membina UMKM dari klaster ibu-ibu PKK dari sisi pemasaran, penggunaan teknologi maupun dari sisi packaging. “Ada 18 sekolah dan tiga perguruan tinggi yang bekerja sama. Kami juga menggandeng dinas pendidikan provinsi Riau,” jelas Winda saat ditemui di gelaran Supply Chain and National Capacity Summit di Jakarta Convention Center, Kamis (15/8)..

Hasilnya peningkatan dari sisi kualitas produk bisa terlihat. Salah satu produk dari desa wisata Kampung Patin, Desa Koto Masjid, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau yaitu Abon Ikan Patin yang sukses tembus pasar internasional. “Tahun 2023 lalu abon ikan patin ekspor ke Malaysia, 500 toples dijual Rp25.000 per toplesnya,” ungkap Winda.

PHR sendiri saat ini membina lebih dari 100 UMKM yang tersebar di berbagai wilayah. Sejak diintervensi Pertamina, berbagai produk lain juga mulai menujukkan eksistensinya. “Omsetnya rata-rata juga menunjukkan tren peningkatan sekitar Rp5-10 juta per bulan,” kata Winda.

PHR kata dia juga tidak menutup diri dan tetap mendorong para UMKM untuk terus berkembang. Jadi pemasarannya tidak hanya mengandalkan PHR. Menurut Winda dengan adanya keterlibatan seluruh klaster di bawah binaan PHR peluang para UMKM untuk terus berkembang semakin besar. “Ini punya kelebihan masing-masing, SMK dan Kampus punya kelebihan di networking,” ungkap Winda.

Sementara itu, Pandjie Galih Anoraga, Manager CSR PHR, menuturkan PHR selalu konsisten ambil bagian dalam menginisiasi lahirnya UMKM yang diharapkan bisa membantu perekonomian masyarakat sekitar wilayah operasi. Salah satunya adalah dengan memboyong dan memperkenalkan produk-produk mitra binannya ke berbagai even baik sifatnya nasional maupun internasional.

“Sejalan dengan semangat mendukung TKDN, kami mendorong mitra binaan UMKM Pertamina Hulu Rokan untuk bertumbuh. Salah satunya melalui kegiatan pameran seperti di forum SCM Summit ini. Harapannya dengan membawa produk2 ke pameran, dapat memperkenalkan karya UMKM dan memperluas pasar” ungkap Pandjie. (RI)