JAKARTA – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) menegaskan kegiatan operasi produksi bakal terus digenjot sampai kontrak pengelolaan blok migas oleh PHI berakhir pada 2038 mendatang. Dalam masa kontrak tersebut tantangan produksi migas dipastikan akan semakin besar apalagi dengan kondisi lapangan maupun fasilitas produksu di wilayah yang dikelola PHI semakin mature atau tua.

Sunaryanto, Direktur Utama PHI mengungkapkan ada empat langkah utama yang bakal dijalankan perusahaan untuk memastikan kegiatan operasional dan produksi tetap berjalan dan menghasilkan keuntungan baik bagi perusahaan maupun negara.

Empat strategi utama yang dijalankan PHI, yakni melanjutkan program eksplorasi dan eksploitasi (pengembangan) melalui sinergi anak perusahaan PHI (borderless operation); mengoptimasi baseline dan pengembangan di step-out area. “Menjaga keandalan fasilitas produksi; serta mengoptimasi biaya,” kata Sunaryanto, dalam sesi Bincang Asik Soal Migas Ala PHI, atau disingkat BASO IGA PHI, di Jakarta pada Jumat (15/06).

Dia menuturkan berbagai tantangan dalam pengelolaan kegiatan hulu migas perusahaan di wilayah operasi di Kalimantan, yakni kondisi lapangan migas yang mature dan fasilitas yang aging dimana rata-rata telah beroperasi lebih dari 50 tahun, serta keekonomian aset.

“Di PHI, kami terus melakukan berbagai inovasi dan aplikasi teknologi untuk mempertahankan keberlanjutan produksi dan mengelola tantangan bisnis dan operasional agar Perusahaan dapat memberikan nilai yang signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan masyarakat,” ungkap Sunaryanto.

Berdasarkan data perusahaan hingga Triwulan I 2024, PHI-Regional 3 Kalimantan berhasil memproduksikan 611,2 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) dan 61,5 ribu barel minyak per hari (MBOPD). “Kami terus berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan produksi migas perusahaan yang penting dalam mendukung ketahahan energi nasional,” pungkas Anto.

Sementara itu, Handri Ramdhani, Senior Manager Relations PHI menjelaskan bahwa Perusahaan senantiasa berkolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam rangka menjaga tingkat keekonomian dan produktivitas lapangan-lapangan migas. ”Harapan kami, keberadaan Perusahaan dapat terus memberikan multiplier effect kepada masyarakat maupun industri lain, di antaranya melalui suplai gas ke Pupuk Kaltim, PLN Bontang dan PLN Tanjung Batu, Jargas Bontang, dan Jargas Kutai Kartanegara,” ungkap Handri. (RI)