JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 menetapkan pendapatan sebesar US$58,3 miliar, EBITDA US$9 miliar dan target laba bersih US$ 2,2 miliar.
Emma Sri Martini, Direktur Keuangan Pertamina, mengatakan tahun ini manajemen akan berupaya menjaga kinerja operasional untuk mencapai target laba 2020.
Selain perseroan akan meningkatkan manajemen risiko dan efisiensi untuk mendapatkan kinerja yang optimal dalam rangka mencari alternatif pembiayaan investasi sebesar US$7,81 miliar dengan menjaga rating perusahaan. Pertamina juga melakukan digital transformation untuk penghematan dan subsidiaries performance management untuk mengoptimalisasi dan penyelarasan bisnis anak perusahaan.
“Kami juga akan meningkatkan sinergi Pertamina Group dengan target value creation USD3 miliar, ekuivalen dengan 20% anggaran biaya Pertamina pada tahun 2020,” kata Emma dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/2).
Untuk direktorat hulu, strategi dan program kerja prioritas yang akan dilakukan adalah mendukung program produksi satu juta barel per hari (bph) pada 2030 dengan three-pronged strategy diantaranya managing baseline, stepping out, dan energy transition.
“Salah satu caranya dengan melakukan peningkatan aktivitas eksplorasi dan ekspansi internasional untuk mencari peluang baru. Kami menargetkan 2020 zero major accident di bidang hulu,” kata Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina.
Budi Santoso Syarif, Direktur Pengolahan, mengungkapkan ada delapan strategi dan program kerja untuk mencapai direktorat pengolahan guna mendukung target yang telah dipatok perusahaan. Pertama adalah peningkatan produksi BBM, kemudian business sustainability, lalu ada juga peerapan industri 4.0 (digital refinery), program energy terbarukan, pemenuhan permintaan pasar LBO Group-2, pemenuhan regulasi IMO 2020, kebijakan prioritas Pemerintah untuk memanfaatkan minyak mentah domestik dan efisiensi biaya operasi kilang.
“Jika ini semua kita jalankan dengan baik, target RKAP kita insyaa Allah akan tercapai pada 2020. Kita sama-sama bekerja keras,” ujar Budi.
Dari sisi pemasaran retail, Mas’ud Khamid Direktur Pemasaran Retail Pertamina menyatakan bahwa ada tiga program yang menjadi fokus di direktoratnya untuk membantu perusahaan memperoleh kinerja positif dari sisi keuangan yaitu Go Retail, Go Digital, dan Go Costumer. Go Retail ini meliputi penugasan pasar dan pertumbuhan bisnis dan ekspansi bisnis. Go Digital meliputi digitalisasi SPBU, LPG, dan MyPertamina sebagai umbrella digital channel Pertamina. Go Customer meliputi customer focus dan operational excellence.
“Selain itu, kita juga melakukan penugasan negara dengan penyaluran BBM JBT dan JBKP, penyaluran LPG 3 KG secara tepat sasaran, program BBM Satu Harga serta program konversi BBM ke LPG bagi nelayan dan petani,” ujar Mas’ud.
Dari sisi pemasaran korporat ada lima sektor yang akan digenjot kinerjanya. Pertama adalah industrial fuel marine, aviasi, pelumas, B2B Academy, gas & LNG, serta petrochemichal trading. “Dengan situasi bisnis yang sangat dinamis saat ini, tantangan selalu ada. Namun, kami akan berusaha mencari peluang dengan meningkatkan volume dan market share di masing-masing lini tersebut,” kata Basuki Trikora Putra, Direktur Pemasaran Retail Pertamina.
Upaya yang akan dilakukan Direktorat Logistik Supply Chain dan Infrastruktur (LSCI) juga tidak kalah agresif. Terdapat tiga strategi untuk mencapai RKAP 2020, yaitu peningkatan kehandalan infrastruktur dan stok, cost efficiency program quick win dan digitalisasi sistem operasi TBBM & TLPG.
Direktorat Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko, program kerja prioritas yang akan dijalankan adalah corporate strategic planning and development, pengembangan riset dan teknologi, knowledge, standardization dan innovation, serta pembangkitan energi.
Sementara itu, Direktur Manajemen Aset M. Haryo Yunianto mengungkapkan dirinya dan tim akan melakukan peningkatan kualitas pengelolaan aset seperti peningkatan status lahan, optimalisasi aset, dan UPP. “Kita akan berusaha untuk meningkatkan lahan free & clear dari 6.200 ha menjadi 7.110 ha. Pendapatan mencapai Rp600 miliar dan penyelesaian 48.895 items pada UPP,” Haryo.
Dalam mendukung tema perusahaan yaitu Unggul Indonesia Maju, Direktur SDM Koeshartanto menegaskan, Direktorat SDM sebagai mitra bisnis berfokus pada “People, Organization dan Corporate Culture & Values” dan rencana jangka panjang perusahaan.
Salah satu proyek besar yang dijalankan Pertamina yakni pengembangan dan pembangunan kilang sendiri tidak kalah penting.
Ignatius Tallulembang, Direktur Mega Proyek dan Petrokimia mengungkapkan ada program kerja prioritas yaitu percepatan modernisasi kilang exsisting dan pembangunan kilang baru. Saat ini ada Refinery Development Master Plan (RDMP) Dumai kami targetkan berjalan 1%, RDMP Plaju & Biorefinery ditargetkan 5%, RDMP Balongan 10%, Petchem Complex sebanyak 3%, RDMP Cilacap sebanyak 20%, RDMP Balikpapan akan mencapai 40% pembangunannya, GRR Tuban kita targetkan selesai 6%, GRR Bontang atau Kuala Tanjung 1%, GRR Papua juga 1%.
“Kita juga menggenjot proyek Olefin TPPI yang akan memulai early work serta Design Build Competition (DSB),” kata Tallulembang.(RI)
Komentar Terbaru