JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan 98 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas sepakat agar kinerja produksi migas nasional pada 2021 bisa optimal. Hanya saja untuk bisa mencapai target tersebut pelaku usaha mengajukan beberapa permintaan khusus kepada SKK Migas.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas telah melalukan pertemuan dengan para pimpinan KKKS membahas persiapan untuk kegiatan operasi pada 2021 dan tahun-tahun selanjutnya. SKK Migas dan KKKS telah saling mengidentifikasi dan mengatasi tantangan serta berkolaborasi untuk mengasilkan ide sebagai usaha mencapai target produksi yang ditetapkan dalam long term plan produksi satu juta barel minyak per hari (bph) ataupun pencapaian target produksi 2021.
“Dari diskusi yang ada, KKKS antara lain meminta dukungan pada proses perizinan yang masif, juga percepatan komersialisasi agar pengembangan lapangan dapat segera dilakukan. Serta transformasi yang dilakukan dengan cepat,” kata Dwi, Rabu (23/9).
Pada 2021, pemerintah telah menetapkan target lifting minyak sebesar 705 ribu bph dan gas sebesar 5.638 juta standar kaki kubik (MMSCFD). SKK Migas dan KKKS sepakat mengusahakan produksi migas nasional tahun depan tidak mengalami penurunan sehingga dapat memenuhi target yang ditetapkan.
Menurut Dwi, berdasarkan usulan KKKS dalam pre-WP&B (Work Program & Budget) 2021, SKK Migas telah mengidentifikasi perlunya langkah-langkah tambahan agar target lifting itu tercapai.
“Oleh karena itu SKK Migas tadi mempersilahkan KKKS segera mengajukan rencana tambahan dan akan kami proses lebih cepat. Harapannya mulai awal 2021 semua kegiatan sudah bisa dilaksanakan sehingga target dapat dicapai,” kata dia.
Ego Syahrial, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM meminta SKK Migas bersama KKKS untuk bekerja lebih keras mengingat saat ini kondisi masih belum kembali normal. “SKK Migas dan KKKS perlu memiliki pandangan yang sama dan melakukan effort yang lebih besar untuk dapat menjalankan kegiatan operasional migas yang baik,” ujar Ego.
Di sisi lain, pemerintah berusaha untuk menjaga iklim investasi agar tetap kondusif. Hal ini ditunjukkan dengan kebijakan pemberian insentif dalam kegiatan usaha hulu migas yang akan terus diupayakan. “Dengan adanya insentif-insentif, kami berharap agar para KKKS dapat fokus kepada aktivitas operasional untuk mengisi gap guna mencapai target yang ditetapkan Pemerintah,” ujar Ego.
Melanie Cook, Chief Executive Officer ExxonMobil Cepu Ltd., berharap koordinasi dengan SKK Migas dapat dilakukan secara berkala. “Sehingga kedua belah pihak dapat melihat perkembangan kemajuan kedua belah pihak dalam mencapai tujuan,” kata Melanie.
Budiman Parhusip, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), mengatakan Pertamina memiliki tantangan decline yang tinggi karena mengelola mature asset. PHE kata dia telah mempersiapkan development well, workover, dan well service, termasuk lokasi, rig, dan kontrak-kontrak dengan lebih baik sehingga di awal 2021 sudah bisa melakukan pekerjaan. “Kami berharap kersama yang penuh, sehingga perlaksanaanya menjadi lancar,” kata Budiman.(RI)
Komentar Terbaru