JAKARTA – Misteri siapa yang akan menggarap potensi cadangan gas raksasa di bumi Papua akhirnya terkuak setelah pemerintah mengumumkan pemenang lelang blok migas. Seperti diketahui dalam lelang terakhir ada dua blok migas yang paling menyita perhatian yakni Blok Gaea dan Gaea II di Papua karena keduanya memiliki jumlah cadangan gas tidak main-main yakni tembus 106,9 Triliun Cubic Feet (TCF). Jumlah itu tentu jauh diatas jumlah cadangan gas terbesar yang dimiliki Indonesia saat ini yakni di wilayah Natuna dengan potensi mencapai 46 TCF serta di Masela dengan cadangan gas yang siap diproduksikan sebesar 18,5 TCF.
Dua blok itu akan dikelola oleh konsorsium “gemuk” atau gabungan kerjasama dari delapan perusahaan yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri seperti seperti dari Malaysia, Cina serta Inggris.
Anggota konsorsium tersebut terdiri dari Enquest Petroleum Production Malaysia Ltd., PT. Agra Energi Indonesia, BP Exploration Indonesia Limited, MI Berau B.V., CNOOC Southeast Asia Limited, ENEOS Xplora Inc., Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc., dan KG Wiriagar Petroleum Ltd. Konsorsium memang untuk mengelola dua blok migas sekaligus yakni Gaea dan Gaea II.
Blok Gaea memiliki potensi cadangan 9,6 miliar barel minyak (BBO) dan 71,8 TCF gas dengan skema kontrak Cost Recovery dan bagi hasil yang ditawarkan 55:45 untuk minyak dan 50:50 untuk gas. Lalu Gaea II dengan potensi minyak mencapai 8,5 BBO dan 35,1 TCF. Menggunakan skema cost recovery dan bagi hasil yang ditawarkan 55:45 untuk minyak dan 50:50 untuk gas.
Kedua blok di Papua tersebut dilelang melalui mekanisme lelang langsung. Artinya para konsorsium pemenang lelang telah melakukan joint study di sana. Untuk blok Gaea Komitmen pastinya ditetapkan sebesar US$4,95 juta untuk kegiatan study G&G, seismik 2D seluas 150 km dengan bonus tanda tangan US$200 ribu.
Sementara untuk Gaea II Komitmen pasti US$4,95 juta untuk kegiatan study G&G serta survei seismik 2D seluas 100 km dengan bonus tanda tangan US$200 ribu.
Tri Winarno, Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM, mengatakan dengan ditetapkannya pemenang WK Migas tahap II ini, membuktikan bahwa industri hulu migas di Indonesia masih memiliki daya tarik bagi investor. Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi yang lebih baik bagi investor dengan melakukan perbaikan regulasi termasuk perbaikan skema bagi hasil kontraktor, insentif, serta ketentuan kontrak.
“Dalam 4 tahun terakhir, sejak dilakukannya penawaran WK migas dengan terms and conditions yang lebih menarik, telah ditandatangani sebanyak 24 Kontrak Kerja Sama (KKS) baru,” jelas Tri, Rabu (16/4).
Tri berharap para pemenang lelang wilayah kerja migas ini agar dapat memberikan kontribusinya terhadap peningkatan ketahanan energi di Indonesia, dan melaksanakan dengan baik komitmen pasti yang telah ditetapkan.
“Kami menghimbau para pemenang lelang wilayah kerja migas untuk dapat melaksanakan dengan baik komitmen pasti yang telah ditetapkan dan segera menyelesaikan kontrak kerja samanya,” pungkasnya.
Komentar Terbaru