JAKARTA – Tinggal hitungan hari masa kerja kabinet kerja akan usai. Dalam masa lima tahun ini pemerintah mengklaim berbagai capaian kinerja termasuk di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ignasius Jonan, Menteri ESDM, mengatakan salah satu capaian yang signifikan ada di sektor ketenagalistrikan dan hilir minyak, yakni terkait rasio elektrifikasi dan program BBM satu harga.
“Pertama capaian lima tahun itu paling penting sektor ini elektrifikasi. Jadi rasio elektrifiksi itu selama lima tahun dari sekitar 85% sekarang sudah ke 98,9%. Jadi kira-kira 14% lebih tambahannya. Memang makin lama makin sulit karena daerahnya terpencil. Tapi mudah-mudahan sampai akhir tahun 99% atau 99,1% – 99,2% lah. Harapan kami nanti 2020 itu selesai 100%, saudara-saudara bisa menikmati penerangan,” kata Jonan di Jakarta, Senin (14/10).
Capaian berikutnya adalah program BBM satu harga yang tahun ini telah mencapai target yakni dibangun di 170 titik. “BBM satu harga sudaj bangun dengan arahan presiden 160 titik dalam 3 tahun 2017,2018, 2019. Kami berhasil membangun 170 titik,” ujarnya.
Pemerintah kata Jonan tidak akan berhenti, hingga 2024 mendatang ditargetkan bisa dibangun lembaga penyalur di 330 titik baru. Sehingga total nantinya 500 lembaga penyalur BBM satu harga bisa terbangun. Saat ini masih ada lebih dari 1.000 kecamatan belum memiliki lembaga penyalur BBM satu harga.
“Saya usulkan ke pak presiden nanti sampai 2024 dalam lima tahun ke depan harus bangun lagi minimal 330. Jadi sampai 500. Kenapa? Kira-kira ada 1.000 kurang lebih kecamatan yang tidak ada SPBU nya. Hampir 1.000 mungkin 1.800 sekian,” ujarnya.
Di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT). Salah satu pencapaian adalah di sektor bahan bakar transportasi. Untuk bauran energi bersih di bahan bakar sudah jadi B20 energi terbarukannya menjadi 13% dari bauran energi mix karena penggunaan gasoline atau minyak diesel 2/3 dari total penggunaan BBM.
Jonan menargetkan realisasi energi mix EBT bisa tumbuh signifikan dengan pemberlakuan B30. “Nanti 1 Januari 2020 diberlakukan B30 jadi 20%,” ujar Jonan.
Sementara EBT dari sektor power atau ketenagalistrikan realisasinya hingga kini diperkirakan baru mencapai 12% dari total energi mix. Lima tahun kedepan pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT bisa jauh lebih masif menyusul berkembangnya teknologi yang bisa tekan harga.
“Ini tantangan berat saya sudah bilang PLN harus lebih terbuka, supaya pembangunan listrik dari terbarukan. Terserah PLN mau bangun sendiri bisa, Independent Power Producer (IPP) bisa. Kan saya yakin dalam jangka 5-10 tahun ke depan pembangunan pembangkit listrik menggunakan renewable, baik biomassa, tenaga surya, angin, hydro itu cost akan lebih kompetitif dibandingkan dengan fosil,” ungkap Jonan.
Di sektor Mineral dan batu bara (Minerba), pemerintah menyebut salah satu capaian terbaik adalah divestasi PT Freeport Indonesia dan percepatan hilirisasi mineral komoditas nikel dengan percepatan larangan ekspor nikel yang semula 2022 menjadi 1 Januari 2020.
“Jadi ini sekarang pemerintah paksa makanya nikel disetop agar hilirisasi di sana. Freeport juga hilirisasi dipaksa, satu itu menciptakan lapangan kerja. Kedua, meningkatkan nilai tambah, tiap produk lain-lain,” kata Jonan.(RI)
Kartu Anggota