BALIKPAPAN – Kegiatan hulu migas di berbagai wilayah di tanah air tidak hanya berkontribusi langsung dalam produksi migas nasional akan tetapi juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar operasi perusahaan melalui pemberdayaan UMKM.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengawal fungsi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebagai motor penggerak UMKM di sekitar wilayah operasi. Salah satunya dengan memberdayakan para UMKM di Forum Kapasitas Nasional III tahun 2023.
Dalam Forum Kapasitas Nasional di area Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) tahun ini telah lahir sejumlah usaha mikro, kecil dan menengah yang makin menegaskan dampak positif dari keberlangsungan industri hulu migas. Sebanyak 12 UMKM unjuk gigi memamerkan produk maupun jasanya di ajang Forum Kapasitas Nasional.
Dari 12 pelaku UMKM yang hadir, terpilih 7 UMKM terbaik dengan beragam kategori. Kelompok Petani Organik Bernas, yang merupakan dampingan JOB Pertamina dan Medco E&P Tomori, Sulawesi Tengah, misalnya, dinobatkan sebagai UMKM dengan program berkelanjutan terbaik. Sementara itu, Koperasi Kriya Inovasi Mandara, binaan Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) terpilih sebagai UMKM dengan produk berbasis lingkungan terbaik.
Erwin Suryadi, Vice President Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, yang juga Ketua Umum Forum Kapnas III tahun 2023 mengatakan, melalui Forum Kapasitas Nasional, SKK Migas akan terus memberdayakan para pelaku usaha di tingkat lokal. Kelompok usaha yang bergerak sebagai penunjang industri hulu migas tentu mendapat perhatian khusus.
“Dengan adanya penguatan para pelaku usaha lokal, termasuk UMKM, dampak berganda industri hulu migas menjadi lebih luas dan ikut mendorong perekonomian lokal dan nasional. Masyarakat lokal, di mana kegiatan hulu migas beroperasi tidak lagi sekadar menjadi penonton,” kata Erwin dalam keterangannya (10/7).
Bukwiskula, kelompok usaha dampingan Pertamina EP Sangasanga Field meraih predikat UMKM dengan penjualan produk terbanyak. UKM Naga Lestari, binaan Pertamina Hulu Mahakam menjadi UMKM dengan produk jaringan terluas.
UKM Junaidi, dampingan Mubadala Energy terpilih sebagai UMKM dengan varian produk terunik. Dua kategori lainnya adalah UMKM dengan desain booth terbaik serta UMKM dengan video profil terbaik, yang masing-masing dimenangkan UKM Rempah Handil, binaan ENI Muara Bakau; dan Kelompok Lebah Madu Kokolomboi, binaan Pertamina EP Donggi Matindok Field.
Adit Satriani, salah satu pengelola Kelompok Petani Organik Bernas merasa bangga kelompoknya terpilih sebagai UMKM dengan program berkelanjutan terbaik. Menurutnya, keberhasilan ini tak lepas dari kerja keras anggota kelompoknya, yang memiliki perhatian besar pada usaha kuliner yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan, mulai dari penyediaan bahan, proses hingga pembuatan kemasan.
“Untuk kemasan produk makanan, kami sengaja memilih bahan yang relatif aman, ramah lingkungan dan mudah terurai,” ujar Adit.
Selain menghadirkan 12 kelompok UMKM, Forum Kapnas III 2023 wilayah Kalsul kali ini diikuti oleh 12 operator migas (KKKS) 35 perusahaan, termasuk pabrikan dalam negeri.
Para pembicara mendiskusikan beragam isu bertema ‘Peran Strategis Hulu Migas dalam Menunjang IKN’. Mereka yang hadir di forum itu antara lain Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf; Kepala Perwakilan SKK Migas Area Kalimantan dan Sulawesi, Azhari Idris; Sekretaris Otorita Ibu Kota Nusantara, Achmad Jaka Santos Adiwijaya; Asisten II Provinsi Kalimantan Timur Ujang Rachmad; Asisten II Sekprov Kaimantan Utara, Bustan; beberapa bupati/walikota atau di Kalimantan dan Sulawesi; Ketua Koordinator Forum Kapasitas Nasional III 2023 Fery Sarjana; serta beberapa pimpinan KKKS seperti Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), John Anis.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, SKK Migas dan perwakilan KKKS sempat mengunjungi lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Terkait dengan pembangunan IKN yang sedang berlangsung, Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf menegaskan bahwa pihaknya siap bekerja sama dengan Otorita IKN serta pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan infrastruktur dasar seperti pipanisasi gas yang disesuaikan dengan desain tata ruang dan wilayah IKN. (RI)
Komentar Terbaru