JAKARTA – Pemerintah terus berupaya mencari dukungan penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar nabati atau bahan baku green energy dan sebagai bagian dari bahan baku energi berkelanjutan (Energi Baru Terbarukan/EBT).
Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan beberapa organisasi energi dunia sudah menyatakan dukungan terhadap kebijakan Indonesia yang terus mendorong penggunaan biodiesel.
Beberapa organisasi yang disasar Arcandra untuk mensosialisasi penggunaan biodiesel seperti International Energy Agency (IEA), The International Renewable Energy Agency (IRENA), bahkan pemerintah Amerika Serikat.
“Kami dalam rangka bukan cari musuh. Nah ini strategi saya memcari alliance (sekutu). At least saya dapatkan dari IEA, IRENA, dan US (dukungan). Ini usaha aktif kita,” kata Arcandra ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/9).
Arcandra mengatakan ketiga pihak tersebut telah mengakui dan mendukung kebijakan pemerintah Indonesia yang terus mendorong penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi. Upaya ini dilakukan untuk mencari pasar baru produk minyak kelapa sawit di luar negeri. “Ya boleh, punya kesempatan (ekspor),” tukasnya.
Indonesia terlihat agresif mencari pasar ekspor baru produk minyak kelapa sawit sebagai bahan baku untuk memproduksi biodiesel lantaran adanya kebijakan Uni Eropa yang akan mengurangi penggunaan minyak sawit dimulai pada tahun 2024 dan pelarangan penggunaan total pada tahun 2030.
Paling tidak ada 28 negara Uni Eropa memasukan minyak sawit sebagai kategori tidak berkelanjutan sehingga tidak bisa digunakan untuk biodiesel. Uni Eropa menyoroti masalah deforestasi alias perusakan hutan akibat adanya budidaya sawit yang masif.
Menurut Arcandra, pemerintah tidak akan terburu-buru mengejar konsumen potensial di luar negeri. Beberapa aspek harus dikaji dan dipersiapkan seperti aspek teknologi yang harus bisa kompetitif, aspek komersial.
“Dan dukungan negara yang bisa lihat biosolar, Fame ini bisa jadi komponeen green energy. Ini cari dukungan dan kita punya kepentingan untuk biodiesel. fame, green diesel ini agar bisa diterima green energy,” kata Arcandra.(Ri)
Komentar Terbaru