JAKARTA – Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) periode Maret 2020 kembali tertekan menjadi US$34,23 per barel atau turun 39,5% atau US$22,38 per barel dibanding ICP periode Februari 2020 sebesar US$ 56,61 per barel. ICP SLC juga anjlok sebesar US$21,40 per barel dari US$57,18 per barel pada Februari 2020 menjadi US$35,78 per barel pada Maret 2020.
Penurunan harga rata-rata ICP Maret 2020 mengikuti perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional yang disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor terbesar adalah penetapan wabah virus Corona atau Covid-19 sebagai pandemi oleh WHO. Status serta penyebaran virus yang luas membuat banyak negara konsumen minyak mentah memberlakukan lockdown ata karantina wilayah. Travel restriction di mayoritas negara di dunia sehingga mengakibatkan penurunan drastis permintaan minyak mentah secara global.
Penyebab lainnya adalah keputusan Arab Saudi menurunkan harga jual minyak mentah mereka untuk merebut pangsa pasar dan berencana untuk meningkatkan produksi setelah Rusia menolak bergabung dalam rencana tambahan pemotongan produksi OPEC+. Hal ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar atas kondisi yang telah over supply.
Tim harga minyak Indonesia juga merilis informasi terkait faktor lainnya yang menyebabkan harga minyak tertekan jauh yakni perang harga antara Arab Saudi dan Rusia sebagai produsen-produsen utama minyak mentah di dunia, yang menjadi salah satu faktor penyebab over supply minyak mentah secara global.
Penurunan harga minyak mentah di pasar internasional juga disebabkan OPEC melaporkan penurunan pertumbuhan ekonomi dunia yang ditandai dengan penurunan proyeksi pertumbuhan GDP Dunia tahun 2020 sebesar 0,6% menjadi sebesar 2,4% akibat melemahnya perekonomian sejumlah negara maju dan dampak serangan Covid-19.
Selain itu, International Energy Agency (IEA) dan OPEC melaporkan penurunan proyeksi permintaan minyak mentah global 2020 dari publikasi bulan sebelumnya.
IEA melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 1,1 juta barel per hari menjadi 99,90 juta barel per hari. Kemudian OPEC melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 1 juta barel per hari menjadi 99,73 juta barel per hari.
Terakhir, Energy Information Administration (EIA) melaporkan peningkatan stok minyak mentah AS pada bulan Maret 2020 sebesar 11,3 juta barel menjadi sebesar 455,4 juta barel dibandingkan bulan Februari 2020.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut, juga disebabkan oleh penurunan proyeksi pertumbuhan GDP tahun 2020 menjadi sebesar 5% di China dan 5,2% di India akibat penyebaran Virus Covid-19, serta berkurangnya crude oil throughput kilang-kilang di Jepang sebesar 2,81 juta barel per hari dibandingkan kapasitas kilang sebesar 3,52 juta barel per hari di akhir bulan Maret 2020.
Selain itu, kilang-kilang di Korea Selatan mengurangi konsumsi minyak mentah AS dan beralih ke minyak mentah Timur Tengah seiring berkurangnya spread WTI-Dubai serta discount harga minyak mentah Timur Tengah.(RI)
Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada Maret 2020 dibanding Februari 2020:
– Dated Brent turun sebesar US$ 23,61 per barel dari US$ 55,44 per barel menjadi US$ 31,83 per barel.
– WTI (Nymex) turun sebesar US$ 20,09 per barel dari US$ 50,54 per barel menjadi US$ 30,45 per barel.
– Basket OPEC turun sebesar US$ 21,03 per barel dari US$ 55,49 per barel menjadi US$ 34,46 per barel.
– Brent (ICE) turun sebesar US$ 21,75 per barel dari US$ 55,48 per barel menjadi US$ 33,73 per barel.
Komentar Terbaru