JAKARTA – Tren peningkatan harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada awal 2021 harus berakhir lantaran ICP April 2021 turun tipis sebesar US$1,54 per barel dibanding periode Maret sebesar US$63,50 per barel atau menjadi US$61,96 per barel. Hal ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 84.K/HK.02/MEM.M/2021. Penurunan tersebut juga dialami ICP SLC sebesar US$1,39 per barel dari US$64,06 per barel pada Maret 2021 menjadi US$62,67 per barel.
Kondisi ini antara lain dipicu oleh peningkatan produksi minyak dunia pada Maret 2021 dibanding bulan sebelumnya yaitu berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) naik sebesar 1,7 juta barel per hari menjadi 92,9 juta barel per hari. Berdasarkan publikasi OPEC naik sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 93,2 juta barel per hari.
Faktor lain yang menekan harga minyak dunia adalah terdapat potensi peningkatan produksi dari negara OPEC+, di mana dalam pertemuan 1 April, OPEC+ menyepakati peningkatan produksi di bulan Mei 2021 sebesar 350 ribu barel per hari, 350 ribu barel per hari di bulan Juni 2021 dan 441 ribu barel per hari pada Juli 2021.
Selain itu, Saudia Arabia berencana untuk menghapus kebijakan tambahan pemotongan produksi yang sebelumnya dilakukan secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari, dengan rincian penghapusan penurunan sebesar 250 ribu barel per hari pada Mei 2021, 350 ribu barel per hari di bulan Juni dan 400 ribu barel per hari pada Juli 2021.
Tingkat kepatuhan OPEC+ atas kuota pemotongan produksi turun menjadi 111% pada Maret 2021 dibanding Februari 2021 sebesar 113,5% dan pernyataan Presiden Iran, Rouhani, bahwa pembicaraan kesepakatan Amerika Serikat – Iran telah mencapai 60 – 70%.
Hal-hal ini menyebabkan potensi peningkatan produksi dari Iran pasca penghapusan sanksi sehubungan dengan aktivitas nuklir. Produksi Iran pada Maret 2021 telah mencapai 2,3 juta barel per hari, titik tertinggi setelah Iran mengalami produksi terendah dalam 33 tahun terakhir pada Agustus 2020 yaitu 1,95 juta barel per hari. Sementara ekspor minyak mentah Iran Maret 2021 ke China diperkirakan meningkat sebesar 406 ribu barel per hari menjadi 896 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh sentimen negatif pasar terhadap potensi perlambatan pemberian vaksin Covid-19, khususnya terkait pembatasan Vaksin AstraZeneca di Uni Eropa dan Vaksin Jhonson & Johnson paska pemberhentian oleh regulator di Amerika Serikat.
Berdasarkan publikasi US Energy Information Administration (EIA), stok gasoline AS akhir April 2021 meningkat sebesar 4,6 juta barel menjadi 235,1 juta barel dibandingkan stok akhir Maret 2021.
Faktor lainnya adalah peningkatan kasus COVID-19 yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan permintaan di negara utama pengkonsumsi minyak dunia seperti Brazil dan negara di Uni Eropa.
Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh peningkatan kasus COVID-19 di India, Jepang, Thailand dan Filipina, yang menyebabkan lockdown lanjutan khususnya di kawasan utama India dan Jepang.
Selain itu, potensi penurunan permintaan China pada Triwulan II 2021 seiring kilang yang sedang memasuki periode pemeliharaan, serta sentimen negatif pasar atas sinyal perlambatan pertumbuhan China paska pengumuman indeks PMI untuk manufaktur dan non-manufaktur oleh Biro Statistik Nasional China, berturut – turut turun sebesar 0,8 dan 1,4 di bulan April 2021 menjadi 51,1 dan 54,9 dibandingkan bulan sebelumnya.(RI)
Selengkapnya perkembangan minyak mentah utama di pasar internasional, sebagai berikut:
– Dated Brent turun sebesar US$0,93 per barel dari US$65,63 per barel menjadi US$64,70 per barel.
– WTI (Nymex) turun sebesar US$0,65 per barel dari US$62,36 per barel menjadi US$61,70 per barel.
– Basket OPEC turun sebesar US$1,50 er barel dari US$64,63 per barel menjadi US$ 63,13 per barel.
– Brent (ICE) turun sebesar US$0,37 per barel dari US$65,70 per barel menjadi US$65,33 per barel.
Komentar Terbaru