JAKARTA – Pemerintah terus berupaya untuk menggenjot program konversi motor listrik. Terbaru, pemerintah menyiapkan bakal menawarkan konsep sewa baterai yang mampu memangkas biaya konservasi.
Nantinya, skema sewa baterai ini akan memotong biaya konversi hingga Rp8 juta. Dengan adanya program bantuan Pemerintah sebelumnya sebesar Rp7 juta, sehingga diperkirakan masyarakat cukup membayar kurang lebih Rp2 juta untuk mengonversi motor BBM ke motor listrik.
Senda Hurmuzan Kanam, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE), menjelaskan bahwa skema sewa baterai ini telah berjalan di Bali. “Dari Rp15 juta biaya konversi itu Rp7 juta sudah dapat bantuan pemerintah, sisanya yang Rp8 juta itu kan komponen terbesarnya itu adalah baterai, sekitar Rp7 juta sampai Rp8 juta,” dalam keterangannya, Senin (31/7).
Dengan ada fasilitas baterai swap atau penukaran baterai, maka masyarakat tidak perlu bayar sampai Rp 8 juta lagi. “Mungkin satu sampai dua juta saja selisihnya karena baterainya sudah disediakan melalui swap oleh bengkel yang bekerja sama dengan operator swap baterai,” jelas Senda.
Perkiraan biaya untuk sewa baterainya sekitar Rp300.000 per bulan atau Rp10.000 per hari, jadi masyarakat bisa menukar tanpa harus bayar listriknya.
Angga selaku perwakilan Electric Wheel yang merupakan salah satu penyedia fasilitas baterai swap, mengatakan bahwa saat ini di Bali sudah tersedia 22 operator baterai merk swap.id dan Oyka, di antaranya Alfamart, Coco Mart, Plaza Renon, dan Circle K.
“Kalau swap.id sudah ada 100 di Circle K tapi masih area sarbagita, kalau OIKA udah mau ada 40 sarbagita bahkan sampai ke Buleleng. Jadi kalau teman-teman di Bali Kalau mau pulang kampung ke Buleleng lengkung ke Bangli ke Tabanan aman karena tidak ada penurunan baterai jadi jarak tempuhnya nggak terbatas,” jelas Angga.
Ke depan, skema sewa baterai ini diharapkan dapat meningkatkan animo masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam program konversi motor listrik sehingga nantinya mampu mendukung target Pemerintah sebanyak 50.000 unit motor konversi di tahun 2023 dan 150.000 unit di tahun 2024.
Selain mempersiapkan skema penggunaan baterai, pemerintah juga mendorong peningkatan jumlah bengkel konversi.
Menurut Senda untuk mendukung ekosistem program konversi sepeda motor listrik berbasis baterai berjalan dengan baik dan lancar, dibutuhkan kolaborasi dan kemitraan dengan seluruh stakeholder, baik instansi Pemerintah, BUMN, swasta, akademisi, asosiasi serta masyarakat,” kata Senda.
Program konversi sepeda motor listrik ini akan mendorong berkembangnya usaha baru antara lain industri komponen utama, UMKM Bengkel Konversi dan Service, peleburan logam dan pengelolaan limbah baterai, serta pengembangan ketenagakerjaan yaitu tenaga teknik (montir) konversi sepeda motor listrik.
“Salah satu yang terpenting juga adalah mempersiapkan bengkel-bengkel konversi yang saat ini sudah mencapai 24 bengkel dan akan kita upayakan untuk terus bertambah hingga 100 atau 1000 bengkel di tahun depan, jadi kita ada program paralel tidak hanya program konversi nya tapi pelatihan kepada bengkel lokal sehingga bengkel-bengkel yang ada itu bisa membangun bengkel binaan,” ungkap Senda.
Untuk mempercepat tumbuhnya bengkel-bengkel motor konversi maka bengkel-bengkel kecil binaan nanti merujuk perizinannya kepada bengkel yang sudah terdaftar dengan upaya ini maka kebutuhan sekitar 1.000 bengkel konversi tahun depan dapat terwujud.
Untuk mendukung peningkatan bengkel konversi Kementerian ESDM telah melakukan Pelatihan Tenaga Teknis (Montir) Bengkel Konversi yang dilaksanakan di 3 kota yaitu di Purbalingga (20-24 Mei 2023), Denpasar (15-19 Juni 2023), dan Surabaya (24-28 Juli 2023). Peserta pelatihan pada masing-masing kota sebanyak 20 orang.
Pelatihan juga telah dilaksanakan di Pusat Pengembangan SDM Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) telah melakukan pelatihan Teknis Konversi Sepeda Motor BBM Jadi Sepeda Motor Listrik secara gratis yang diikuti peserta dari beberapa bengkel konversi di seluruh Indonesia.
Materi pada Pelatihan yang diberikan sebanyak 80 jam pelajaran yang terdiri dari 30 jam pelajaran untuk Teori dan 50 jam pelajaran untuk Praktik dengan tenaga pengajar berasal dari Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE dan BRIN yang berpengalaman dan kompeten di bidang ini.
Diharapkan dengan pelatihan-pelatihan yang dilakukan akan menghasilkan sumber daya manusia yang mampu melakukan konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik. (RI)
Komentar Terbaru