JAKARTA – Realisasi investasi hulu minyak dan gas bumi hingga semester I 2019 mencapai US$ 5,21 miliar. Capaian ini baru 35,4% dari target yang dicanangkan sebesar US$ 14,7 miliar. Namun demikian jumlah ini meningkat 16% dibandingkan capaian semester I 2018.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) masih optimistis bahwa investasi hulu migas ke depan diproyeksikan terus meningkat mengingat hingga 2027, terdapat 42 proyek utama dengan total investasi US$ 43,3 miliar. Total produksi dari 42 proyek tersebut 1,1 juta barel oil ekuivalen per day (boepd) yang mencakup produksi minyak sebesar 92,1 ribu bopd dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari.
“Empat di antaranya merupakan proyek strategis nasional (PSN) hulu migas yang menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi migas demi memenuhi konsumsi migas domestik yang semakin meningkat,” kata Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas di Jakarta, Jumat (19/7).
Dwi menuturkan sampai dengan 30 Juni 2019, sebanyak 13 persetujuan rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) sudah disetujui dan memberikan potensi tambahan cadangan migas sebesar 132 juta setara barel minyak (MMboe). Jumlah tersebut secara akumulasi menghasilkan rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) sebesar 23,85% dari target APBN 2019 sebesar 100%. Menurut dia, revisi pada PoD Masela menjadi sumbangan terbesar RR tahun ini.
“Revisi persetujuan PoD I Lapangan Abadi yang telah ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 5 Juli 2019 secara otomatis akan meningkatkan angka RRR menjadi 300%,” ujar Dwi.
Sementara itu, realisasi lifting migas hingga Juni 2019 mencapai 89% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 2 juta boepd. Total lifting migas sebesar 1,8 juta boepd dengan rincian lifting minyak 752 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas 1,06 juta boepd.
Dwi menegaskan target lifting migas 2019 diproyeksikan tercapai di semester dua tahun 2019 mengingat 9 dari 11 proyek yang akan mulai berproduksi (onstream) di kuartal tiga dan kuartal empat tahun 2019.
“Dalam upaya meningkatkan produksi migas, SKK Migas menerapkan empat strategi jangka panjang,” ujar Dwi
Dwi menegaskan, SKK Migas akan mengawasi ketat upaya tingkatkan produksi existing yang tinggi di antaranya dengan melakukan reaktivasi sumur yang tidak berproduksi (idle) serta mengimplementasikan inovasi dan teknologi tepat guna. Kedua, menerapkan transformasi dari sumber daya hingga menjadi produksi migas dengan percepatan monetisasi. “Selain itu juga menerapkan strategi enhanced oil recovery (EOR) dan strategi eksplorasi yang intensif,” kata Dwi. (RI)
Komentar Terbaru