JAKARTA – Indonesia masih melakukan ekspor gas alam cair atau LNG dalam jumlah cukup besar. Dalam catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), realisasi produksi LNG hingga bulan Juni pada tahun ini mencapai sekitar 100 standar kargo.
Kurnia Chairi, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, mengungkapkan dari 100 kargo yang diproduksi sebanyak 56,1 kargo berasal dari kilang LNG Tangguh dan sisanya sebesar 44,7 kargo dari kilang LNG Bontang di Kalimantan.
“71,3 kargo itu diekspor, dan domestik sekitar 30 kargo dimanfaatkan ke domestik,” ungkap Kurnia dalam konferensi pers di kantor SKK Migas, Selasa (18/7).
Ke depan porsi LNG atau gas untuk domestik dipastikan bakal terus meningkat seiring dengan bertambahnya produksi gas dari berbagai sumber.
“Kita ingin sampaikan bahwa kebijakan pemerintah masih tetap yaitu mengutamakan untuk pemanfaatan domestik mencapai 65%,” ujar Kurnia.
Beberapa sumber gas baru yang akan menjadi andalan memberikan kontribusi pasokan gas diantaranya ada Tangguh train 3, kemudian gas juga bakal berasal dari blok Kasuri yang dikelola Genting Oil. Selain itu ada juga dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) serta tentu saja dari blok Masela.
“Ada juga dari Tomori LNG yang bisa dimanfaatkan, juga Wasambo ini memungkinkan, memanfaatkan LNG untuk di dalam negeri,” ujar Kurnia.
Komentar Terbaru