JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan realisasi serapan batu bara dalam negeri hingga bulan pertama di semester II 2020 tidak mencapai 50%. Dalam data terungkap realisasi hingga Juli serapan batu bara nasional baru mencapai 73 juta ton atau baru 47% dari target yang dipatok sebesar 155 juta ton. Sementara realisasi produksi sampai dengan Juli mencapai 323 juta ton dengan ekspor batu bara mencapai 238 juta ton.
Ridwan Djamaluddin, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, mengatakan penggunaan batu bara untuk tahun ini tetap didominasi oleh PT PLN (Persero) untuk keperluan pembangkit listrik.
“109 juta ton itu PLN, lalu untuk pengolahan pemurnian 16,52 juta ton, dan pupuk penggunaannya 1,73 juta ton. Lalu semen 14,54 juta ton, teksitl 6,54 juta ton dan kertas kebutuhannya 6,64 juta ton,” kata Ridwan disela rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (27/8).
Untuk pengguna Domestic Market Obligation (DMO) batu bara lainnya bedasarkan data yang ada pertumbuhannya memang tidak signifikan. Lain hal jika batu bara untuk PLN dimana hingga 2024 peningkatannya cukup signifikan.
Tahun depan kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik PLN mencapai 121 juta ton, meningkat lagi jadi 129 juta ton di tahun 2022, lalu menjadi 135 juta ton tahun 2023 dan tahun 2024 menjadi 137 juta ton.
“Untuk tahun depan sendiri total kebutuhan batu bara untuk dalam negeri mencapai 168,13 juta ton,” ujar Ridwan.
Untuk proyeksi produksi batu bara secara nasional tahun ini ditargetkan mencapai 550 juta ton meningkat pada 2021 menjadu 609 juta ton dimana 441 juta ton untuk ekspor sisanya untuk domestik.
Pemerintah menargetkan peningkatan produksi tersebut tidak diiringi dengan peningkatan ekspor karena nantinya diproyeksi penggunaan dalam negeri akan terus meningkat. Hingga 2024 ekspor batu bara akan ditahan di level 441 juta ton.
Untuk domestik penggunaannya akan bertambah setelah tahun depan diposisi 168 juta ton, konsumsi batu bara dalam negeri diproyeksi mencapai 177 juta ton pada tahun 2022 lalu naik menjadi 184 juta ton di tahun 2023 dan tahun 2024 menjadi 187 juta ton.
Ridwan mengatakan proyeksi produksi dihitung berdasarkan kapasitas produksi perusahaan, kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor, serta pertumbuhan ekonomi. Lalu proyeksi ekspor dihitung berdasarkan kebutuhan pasar ekspor.
“Proyeksi domestik dihitung berdasarkan peningkatan kebutuhan batubara pada berbagai sektor industri dalam negeri seperti PLTU, industri semen, dan smelter,” kata Ridwan.
Ramson Siagian, Wakil Ketua Komisi VII DPR, menegaskan dengan produksi yang besar hingga 2024 pemerintah harus memastikan ketersediaan cadangan batu bara. Selain itu porsi ekspor harus benar-benar dijaga untuk tidak terus merangkak naik.
“Memang berapa ketersediaan cadangan sekarang. Ini kan produksi besar sekali, 689 juta ton, kalau terus dikeruk habis dapat apa generasi kita nanti,” kata dia.
Jumlah Cadangan
Sujatmiko, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Kementerian ESDM, mengatakan berdasarkan data Badan Geologi jumlah cadangan batu bara yang sudah siap diproduksi masih cukup untuk mengkomodir jumlah produksi di level 600an juta ton yang bisa bertahan hingga lebih dari 60 tahun.
“Sudah menjadi cadangan batu bara kita sekarang 37 miliar ton. Kalau sumber daya 149 miliar ton. Tadi cukup sekitar 62 tahun,” kata Sujatmiko.
Berdasarkan data Badan Geologi dari data sumber daya batu bara rinciannya untuk batu bara kualitas kalori rendah 53,6 miliar ton, kualitas kalori sedang 79,89 miliar ton, kalori tinggi 12,96 miliar ton, dan kalori sangat tinggi 2,48 miliar ton
Kalimantan menjadi wilayah paling kaya batu bara dengan sumber daya sebesar 92,5 miliar ton dan cadangan sebesar 24,7 miliar ton. Kemudian Sumatra sumber daya batu bara mencapai 56,1 miliar ton dan cadangan sebesar 12,8 miliar ton.
Sementara untuk pulau Sulawesi sumber daya batu bara mencapai 74,25 juta ton dan cadangan 2,96 juta ton. Jawa sumber daya batu bara mencapai 62,45 juta ton dan cadangan sebesar 0,23 juta ton. Papua dan Maluku sumber daya batu bara masing-masing ada sumber daya batu bara sebesar 135,84 juta dan 8,22 juta ton.
Kemudian untuk cadangan batu bara terdiri dari cadangan terkira sebesar 17,06 miliar ton dan cadangan terbukti 20,5 miliar ton. Rinciannya batu bara kualitas kalori rendah 14,4 miliar ton, kualitas kalori sedang 20,3 miliar ton, kalori tinggi 2,3 miliar ton, dan kalori sangat tinggi 0,42 miliar ton.(RI)
Komentar Terbaru