JAKARTA – Hilirisasi batu bara semakin menunjukkan potensinya sebagai langkah strategis dalam mendukung industri berbasis energi baru dan terbarukan di Indonesia. Salah satu inovasi terbaru adalah konversi batu bara menjadi synthetic graphite, material esensial dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV). Selama ini hilirisasi batu bara selalu diarahkan menjadi Demythel Ether (DME) sebagai alternatif untuk menggantikan LPG.
Padahal ada bentuk hilirisasi lain yang bisa dioptimalisasi dan patut mendapatkan dukungan penuh. Parlemen juga sepakat terhadap langkah ini sebagai bagian dari upaya transisi energi dan kemandirian industri nasional.
Bambang Patijaya, Ketua Komisi XII DPR RI menegaskan bahwa hilirisasi batu bara sangat krusial, mengingat Indonesia memiliki cadangan yang besar, yakni terbesar nomor 7 di dunia.
Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah untuk semakin proaktif dalam mengembangkan berbagai produk turunan batu bara, termasuk synthetic graphite.
“Kami mendukung berbagai pengembangan teknologi hilirisasi batu bara. Pemerintah saat ini tengah menjajaki produksi DME, dan bahkan PT Bukit Asam (PTBA) juga sedang mengembangkan synthetic graphite,” ujar Bambang di Jakarta (25/3).
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa Anggota Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID, yakni PT Bukit Asam Tbk tengah melakukan pengembangan teknologi pengolahan batu bara menjadi artificial graphite, material utama dalam pembuatan baterai EV.
Langkah ini, menurutnya, tidak hanya mendukung transisi energi, tetapi juga menciptakan industri berbasis batu bara yang lebih berkelanjutan dan rendah emisi.
“Synthetic graphite ini sangat penting bagi industri baterai EV. Saat ini, kita juga melihat pengembangan komponen katoda mulai tumbuh di dalam negeri. Artinya, satu per satu elemen utama baterai sudah mulai kita produksi sendiri,” katanya.
Ia menegaskan bahwa hilirisasi bukan sekadar wacana, tetapi merupakan strategi nyata untuk membawa Indonesia naik kelas sebagai negara industri maju.
“Ini bukan hanya narasi, tetapi langkah konkret. Komisi VII DPR RI mendukung penuh program pemerintah ini sebagai strategi jangka panjang menuju kemandirian energi dan percepatan industrialisasi nasional,” tegasnya. (RI)
Komentar Terbaru